Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ingin pelayanan penyakit kanker tidak hanya terpusat di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais yang ada di Jakarta Barat.
Lantaran menjadi RS pemerintah sekaligus rujukan pertama, RSK Dharmais menangani pasien kanker dari seluruh daerah di Indonesia.
Kondisi itu, dikatakan Budi, tidak hanya membuat RSK Dharmais jadi kewalahan karena banyaknya pasien. Tetapi juga memberatkan pasien dan keluarganya, terutama yang berasal dari luar Jakarta.
"Kalau pasien udah kanker dirujuk ke Dharmais itu yang susah orangtuanya, keluarganya. Jadi saya bilang Pak Soeko (Dirut RSK Dharmais), layanan kanker itu jangan ada di Dharmais saja," kata Budi saat hadir dalam acara peluncuran Rencana Aksi Nasional Kanker Anak 2025-2029 di RSK Dharmais, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Budi ingin agar layanan pengobatan kanker bisa juga dilakukan di RS pemerintah yang ada di berbagai daerah lain.
"Harus diturunin, dibagi-bagi ilmunya, dibagi-bagi keahliannya ke 34 provinsi. Jadi setidaknya nggak jauh-jauh temannya," katanya.
Dia mengungkapkan, sempat diminta untuk memperbesar rumah singgah atau tempat tinggal sementara bagi keluarga pasien kanker yang berobat ke RSK Dharmais datang dari luar kota.
Namun, menurut Budi, pembangunan rumah singgah itu tidak menjadi solusi jangka panjang.
Menurutnya, bila rumah singgah RSK Dharmais semakin besar berarti menunjukan gagalnya penyebaran layanan pengobatan kanker di daerah lain. Budi berharap, pelayanan kanker nanyinya bisa dilakukan mulai dari tingkat kabupaten/kota.
Baca Juga: Ajak Orang Kaya Penyintas Kanker Berobat ke RSK Dharmais, Menkes: Bisa Subsidi Pasien Tak Mampu
"Karena keharusannya rumah singgahnya tersebar bukan hanya di Jakarta, tapi di seluruh provinsi. Nanti pelan-pelan di seluruh kabupaten, kota-kota. Jadi yang di provinsi itu sedikit aja karena semua layanan kanker bisa lebih dekat ke lokasi penderitaannya. Jangan jauh-jauh diangkutnya, kasihan," ucapnya.
Bila rencana itu terwujud, lanjut Budi, bahkan seharusnya tidak lagi diperlukan adanya rumah singgah. Karena pasien bisa lebih dekat mengakses layanan pengobatan kanker dari dekat rumahnya. Beban kerja RSK Dharmais bisa berkurang. Sehingga bisa lebih fokus terhadap tindakan skrining dan diagnosis baru.
"Jadi harusnya makin sedikit rumah singgahnya karena makin hebat rumah sakit-rumah sakit di daerah, dididik dokternya, alatnya ditemuin. Sehingga nanti Rumah Sakit Dharmais bisa melakukan bukan kerjaan yang rutin yang bisa dilakukan rumah sakit di daerah. Tapi memang kerjaan screening dan diagnostik yang baru," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Driver Gojek Jadi Korban Kekerasan di Pontianak, GOTO Ambil Tindakan Tegas
-
Roy Suryo 'Sentil' Keras Gibran: Orang Waras Pasti Ragukan Ijazahnya, Desak Mundur dari Kursi Wapres
-
Transformasi Posyandu: Dari Layanan Kesehatan Menuju 6 Standar Pelayanan Minimal
-
Buni Yani Sebut Ijazah Gibran Bodong, Yakin Gugatan Rp125 Triliun Menang: Pasti Dikabulkan Hakim!
-
Heboh 'Tot tot Wuk Wuk' di Jalan, DPR Desak Polisi Hentikan Kawal Orang Nggak Penting Termasuk Artis
-
Skandal Subuh di Rumah Janda: Momen Kapolsek Brangsong Digerebek Warga, Cuma Pakai Sarung dan Kaos
-
Alarm Darurat Program MBG: Ribuan Siswa Jadi Korban, Dapur Jorok dan Dugaan Vendor Fiktif Terkuak
-
Kompol Anggraini Diduga Dapat Apartemen hingga Duit Bulanan Rp 50 Juta dari Irjen KM, Benarkah?
-
Rindu Berujung Tragis: Kronologi Ayah Temukan Putrinya Usia 8 Tahun Membusuk di Kos Penjaringan
-
Panglima TNI Tak Nyalakan 'Tot tot Wuk wuk' di Jalan, Prajurit Pakai Sirine-Strobo Bakal Ditindak!