Suara.com - Meski Muliaman Darmansyah Hadad telah ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Oktober 2024 lalu, namun posisinya kini terancam. Hal tersebut lantas menbuat beberapa orang penasaran dengan sosoknya, termasuk kekayaan Muliaman Darmansyah Hadad.
Secara singkat, Danantara merupakan badan yang dibentuk untuk mengelola investasi yang ada di Indonesia dengan skala yang lebih luas dari anggaran pemerintah. Tujuan dibentuknya lembaga ini tak lain, yaitu untuk mengelola aset negara dalam skala yang besar dengan koordinasi yang lebih maksimal dan lebih baik. Pembentukan Danantara diharapkan bisa menjadi superholding seperti Temasek dari Singapura.
Menjelang peresmian Badan tersebut tepatnya pada 24 Februari 2025, spekulasi mulai berkembang, bahwa posisi Muliaman Darmansyah Hadad sebagai orang nomor satu di Danantara akan tergeser. Pokok permasalahannya adalah terkait usia. Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu lahir 3 April 1960 dan kini sudah berusia 64 tahun.
Padahal, berdasarkan Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengatur batas usia Badan Pelaksana Danantara maksimal 60 tahun ketika pengangkatan pertama. Ketentuan tersebut tertulis dalam pasal 3S ayat (1) yang berisi syarat-syarat untuk bisa diangkat sebagai anggota Badan Pelaksana.
Jika merujuk pada peraturan itu, maka kemungkinan besar posisi Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara akan digantikan. Sebagaimana diketahui, Muliaman ditunjuk sebagai ketua Danantara pada Oktober 2024 lalu. Ia adalah tokoh perbankan sekaligus ekonom terkemuka. Selengkapnya, berikut profil hingga kekayaan Muliaman Hadad.
Profil Muliaman Darmansyah Hadad
Muliaman Darmansyah Hadad lahir pada tanggal 3 April 1960. Mengawali karier di bidang ekonomi, Muliaman sebelumnya telah menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Indonesia (UI) pad tahun a 1984, dengan mengambil jurusan pembangunan di fakultas ekonomi dan bisnis.
Muliaman berkeinginan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Ia lantas memperoleh gelar master of public administration dari Harvard University, Amerika Serikat, pada tahun 1991. Tepat di tahun 1996, ia menerima gelar doctor of philosophy (PhD) dari Universitas Monash, Australia, dari fakultas bisnis dan ekonomi.
Kemudian, karier profesional Muliaman dimulai di Bank Indonesia (BI). Ia pun menjabat sebagai staf di kantor cabang Mataram. Meski berawal dari staf, terdapat beberapa jabatan penting yang pernah dipegangnya di BI. Antara lain yaitu kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan (2003), serta direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan (2005).
Baca Juga: Keponakan Luhut Ikut Makan Siang Bareng Kabinet di Istana, Siap-siap Jadi Bos Danantara?
Di dunia akademik, Muliaman aktif sebagai seorang dosen pascasarjana di Universitas Indonesia, lalu mengajar di bidang ekonomi dan bisnis sejak tahun 2017 hingga sekarang. Tak sampai di situ, dia juga pernah menjabat sebagai ketua Dewan Pembina Majelis Wali Amanat di Universitas Diponegoro (2016-2021) dan kini menjadi ketua Majelis Amanat di Universitas Sebelas Maret (2024-2029).
Sebelumnya, Muliaman diangkat sebagai anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2017. Pengangkatannya melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 67/P Tahun 2012. Kemudian, dia terpilih sebagai ketua Dewan Komisioner OJK dan menjadi anggota Komisi XI DPR.
Pada periode tahun 2018 dan 2023, Presiden Joko Widodo secara resmi menunjuk Muliaman sebagai Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein. Setelah tugasnya rampung, ia aktif di dunia korporasi. Kala itu, Muliaman aktif menjadi komisaris utama dan komisaris independen di PT Bank Syariah Indonesia, serta komisaris independen di PT Astra International.
Sukses dengan karier profesionalnya, Muliaman merupakan sosok yang aktif di berbagai organisasi. Adapun organisasi yang pernah diikutinya antara lain sekretaris jenderal Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI), ketua komite evaluasi program pendidikan dan pelatihan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), sekretaris dewan penasehat Indonesian Risk Professional Association (IRPA) serta menjadi ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (Iluni FEUI).
Kekayaan Muliaman Darmansyah Hadad
Harta kekayaan Muliaman Darmansyah Hadad total mencapai Rp39.145.020.352. Hartanya ini terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 23,75 miliar, serta kendaraan senilai Rp 1,9 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Bus Royaltrans Terbakar di Tol Dalam Kota, Transjakarta Minta Maaf dan Janji Evaluasi Armada
-
Lagi, Massa NU Kepung Gedung Trans7 Imbas Program 'Xpose Uncensored', Apa Tuntutan Mereka?
-
5 Fakta Kasus Penamparan Siswa SMAN 1 Cimarga Berujung Penonaktifan Kepsek dan Kritik Keras
-
KPK Lakukan Kajian Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Korupsi
-
Cak Imin Soroti Tayangan Trans7 Soal Ponpes Lirboyo: Etika Penyiaran Harus Dijaga!
-
Menghilang Usai Penjarahan, Ahmad Sahroni Siapkan Kejutan Pada 10 November?
-
Mengaku Habib dan Minta Paksa Sarung Santri, Pria 53 Tahun di Bogor Diamankan Warga
-
Buron usai Bakar Istri Hidup-hidup, Warga di Jatinegara Jaktim Resah Ulah Suami Pembuat Onar
-
Agak Laen! Ngaku-ngaku Habib, Pria Ini Minta Paksa 3 Sarung Milik Santri Ponpes, Buat Apa?
-
Dikira Penggerebekan Kumpul Kebo, Warga Tak Sangka Ada Pembunuhan Anak di Dekat Rumahnya