Suara.com - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Ahmad angkat bicara soal fenomena "kabur aja dulu" yang belakangan ramai di media sosial. Menurutnya, gerakan tersebut bisa dilihat dari dua sisi positif maupun negatif, tergantung dari cara pandangnya.
"Kalau mereka ingin kabur, ingin mendapatkan suatu pengalaman yang baru, dan remunerasi yang lebih bagus, menurut saya itu fine-fine aja," kata Tantowi ditemui di Kantor Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Menurutnya, orang-orang yang pergi ke luar negeri untuk dapatkan pengalaman baru, tidak berarti menunjukan kalau di Indonesia tidak ada lapangan pekerjaan. Lain halnya bagi yang mrmang ingin pergi ke luar negeri didorong karena perasaan kecewa terhadap pemerintah, tapi tidak ada tujuan.
Tantowi mengingatkan kalau tekad yang seperti itu justru berbahaya. Dia menyampaikan kalau di luar negeri juga tidak mudah mendapatkan pekerjaan.
"Saya pernah lima tahun sebagai duta besar, enggak mudah-mudah amat juga cari kerja itu. Saya ambil contoh New Zealand, itu bisa memberikan pekerjaan, tapi spesifik. Yaitu, untuk jenis-jenis pekerjaan yang mereka tidak bisa atau kualifikasi-kualifikasi mereka tidak punya. Ya, para ahli. Nah, itu diberikan kesempatan," tuturnya.
Dia mengingatkan bahwa pergi ke luar negeri tanpa modal keahlian yang spesifik dan dibutuhkan negara tujuan, justru berisiko sulit dapat pekerjaan.
"Pasti pemerintah manapun akan mendahulukan rakyatnya. Prioritas ke rakyatnya. Jadi bagi teman-teman yang punya expertise tertentu, kemampuan tertentu, saya rasa pintu itu kebuka," pesannya.
Diketahui, tren #KaburAjaDulu ramai digunakan di media sosial dan menjadi pemberitaan beberapa hari terakhir. Fenomena itu dianggap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri serta kinerja dari pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Mau Kabur Aja Dulu? Wakil Ketua MPR Ingatkan Kerja di Luar Negeri Tak Semudah Itu!
Berita Terkait
-
Heboh #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu, Benarkah Tanda-Tanda Krisis?
-
Mau Kabur Aja Dulu? Wakil Ketua MPR Ingatkan Kerja di Luar Negeri Tak Semudah Itu!
-
Nikita Willy Posting Makan Tempe di Amerika, Caption-nya Bikin Netizen Bahas Tren #KaburAjaDulu
-
Anies Baswedan Pergi ke Qatar, Netizen: Kabur Aja Dulu?
-
Wamenko Polkam Sebut Pemerintah Respon Kabur Aja Dulu dengan Buka Lapangan Kerja Seluas Mungkin
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini
-
Sejumlah Tiang Listrik di Tebet Miring, Warga Khawatir Roboh Diterpa Angin Kencang
-
Sultan Dorong Ekstensifikasi Sawit di Papua dengan Tetap Jaga Keseimbangan Ekologis
-
Jakarta Tumbuh, Warga Terpinggirkan: Potret Ketimpangan di Pulau Pari, Marunda, dan Bantargebang
-
Fakta Baru Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Temukan 19 Luka Benda Tajam
-
Serikat Pekerja: Rumus UMP 2026 Tidak Menjamin Kebutuhan Hidup Layak
-
Peringati Hari Migran Internasional, KP2MI Fokuskan Perhatian pada Anak Pekerja Migran
-
Tak Ada Barang Hilang, Apa Motif di Balik Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon?
-
Diduga Serang Petugas dan TNI, 15 WNA China Dilaporkan PT SRM ke Polda Kalbar
-
Menkes Kirim 600 Dokter ke Aceh Mulai Pekan Depan, Fokus Wilayah Terisolasi