Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa menggantikannya sebagai pemimpin negara yang dilanda perang tidak akan mudah, namun ia kembali menawarkan pengunduran diri sebagai imbalan bagi keanggotaan Ukraina di NATO.
Dalam wawancara dengan media Inggris pada Minggu (3/3), Zelenskyy mengungkapkan bahwa pemilu saja tidak cukup untuk menggesernya.
“Jika mereka mengganti saya, mengingat apa yang terjadi, mengingat dukungan yang ada, mengganti saya begitu saja tidak akan mudah,” katanya.
Ia menegaskan bahwa untuk benar-benar melengserkannya, diperlukan negosiasi yang melibatkan dirinya secara langsung.
Pernyataan Zelenskyy muncul setelah laporan bahwa Partai Republik di AS mulai memberikan sinyal bahwa ia mungkin harus mengundurkan diri.
Ini terjadi setelah pertemuan Oval Office yang penuh ketegangan dengan Presiden AS Donald Trump pada Jumat (1/3), di mana Trump secara terbuka menunjukkan perubahan sikap terhadap Ukraina.
Pertemuan tersebut berakhir tanpa adanya kesepakatan terkait pembagian hak mineral Ukraina yang sebelumnya diperkirakan akan ditandatangani. Ketegangan ini semakin diperparah dengan munculnya suara-suara dari kubu Republik yang meragukan kepemimpinan Zelenskyy.
Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz menyatakan bahwa Amerika membutuhkan pemimpin Ukraina yang mampu bernegosiasi untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
“Jika menjadi jelas bahwa motivasi pribadi atau politik Presiden Zelenskyy berbeda dengan upaya mengakhiri pertempuran di negara ini, maka saya pikir kita punya masalah yang nyata,” ujar Waltz.
Baca Juga: Perjalanan Sritex: Pernah Bikin Seragam Tentara NATO, Kini Pailit sampai PHK Ribuan Karyawan
Juru bicara DPR AS dari Partai Republik, Mike Johnson, juga menyuarakan pendapat serupa.
“Entah dia harus sadar dan kembali ke meja perundingan dengan rasa terima kasih, atau orang lain harus memimpin negara ini,” tegasnya.
Sementara itu, para pemimpin Demokrat menolak keras tekanan terhadap Zelenskyy dan mengkritik Trump, menuduhnya semakin mendekati posisi yang menguntungkan Rusia.
Zelenskyy sendiri telah lama mengajukan permintaan agar Ukraina diberikan keanggotaan NATO sebagai bagian dari solusi perdamaian. Namun, aliansi tersebut hingga kini masih enggan memberikan janji konkret.
Trump, dalam pernyataan sebelumnya pada Februari lalu, menegaskan bahwa Ukraina dapat melupakan keanggotaan NATO dalam negosiasi perdamaian, dengan menyatakan bahwa hal tersebut mungkin menjadi pemicu awal perang.
Rusia sendiri telah berulang kali menyebut potensi keanggotaan Ukraina di NATO sebagai salah satu alasan utama di balik invasinya tiga tahun lalu.
Berita Terkait
-
Perjalanan Sritex: Pernah Bikin Seragam Tentara NATO, Kini Pailit sampai PHK Ribuan Karyawan
-
AS Makin Dekat Tinggalkan NATO, Perang Rusia-Ukraina Makin Panas?
-
Inggris Guyur Ukraina Rp30 Triliun untuk Rudal
-
Konflik Trump-Zelenskyy Picu Krisis Pemasokan Bahan Bakar bagi Militer AS di Norwegia
-
Rusia Ejek Zelenskyy Usai Perdebatan Sengit dengan Donald Trump: Babi Kurang Ajar!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?