Suara.com - Staf khusus Menteri ESDM Periode 2014-2016, Muhammad Said Didu buka suara soal kasus Korupsi PT Pertamina Patra Niaga, anak usaha PT Pertamina (Persero).
Menurut Said Didu, permohonan maaf dari Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri adalah hal yang sudah terlambat.
“Saya pikir ini sesuatu yang terlambat,” sebut Said, dikutip dari youtubenya, Rabu (5/3/25).
Said Didu merasa bahwa korupsi yang dilakukan kali ini dikendalikan oleh orang yang sangat berani dan nekat.
“Saya ingin mengatakan bahwa ini adalah korupsi yang dilakukan oleh orang yang sangat berani, sangat besar dan nekat,” ungkapnya.
Said Didu menilai jika keberanian ini tentu didukung faktor dari luar yang mampu mengendalikan.
“Besar, berani dan nekatnya itu saya menduga bahwa ini bukan melibatkan hanya Direktur dan Direktur Utama anak Perusahaan. Ada kemungkinan pesanan dari samping (dari kekuasaan) di luar Perusahaan,” urainya.
Sementara itu menurut Said Didu kedatangan Menteri BUMN ke Kejaksaan Agung (Kejagung) baru-baru ini juga menjadi kejanggalan tersendiri.
“Kedatangan Menteri BUMN ke Kejagung kemarin itu juga sangat aneh. Karena kasusnya sudah terjadi, kalau datang melapor iya masuk akal, tapi kalau datang karena ada kasus itu sangat patut diduga bahwa ada pembicaraan khusus,” ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi Pertamina: Kejagung Periksa 8 Saksi, Salah Satunya Influencer Otomotif Fitra Eri
“Saya 34 tahun di dalam, saya punya keyakinan tidak akan berani setingkat direksi anak perusahaan seperti itu melakukan hal sebesar ini, kalau dia tidak merasa ada perlindungan yang sangat kuat,” sambungnya.
Sebelumnya Simon mengungkapkan bahwa pihak Pertamina akan melakukan pembenahan dalam rangka memperbaiki tata kelola migas nasional agar dapat melayani masyarakat secara optimal.
Simon juga mengatakan bahwa Pertamina menghormati dan mengapresiasi upaya Kejaksaan Agung yang telah mengungkap dugaan Tindakan hukum yang terjadi di anak usaha Pertamina.
Menghadap Prabowo
Seperti diketahui, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menghadap Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/3/2025) untuk melaporkan kesiapan menjelang mudik, termasuk stok bahan bakar minyak (BBM).
Saat ditanya wartawan soal apa yang dibahas, menurutnya hanya membahas hal umum.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045