Suara.com - Program Sekolah Rakyat akan turut melibatkan guru penggerak sebagai tenaga pengajar di suatu daerah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan bahwa nantinya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) yang bertanggungjawab dalam proses seleksi tersebut.
"Gurunya sudah disiapkan di Dikdasmen. Jadi sudah siap tinggal diseleksi ulang. Artinya, nanti dipilihkan dari sekian ribu guru yang sudah lulus seleksi itu, untuk guru penggerak itu kan ada 60 ribu lebih," kata Gus Ipul kepada wartawan ditemui di Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Mengenai kebutuhan jumlah guru per satu sekolah, diakui Gus Ipul bahwa pemerintah masih membahas konsep tersebut.
Dia menyebutkan kalau hingga saat ini sudah ada sekitar 40 bangunan di berbagai provinsi yang siap dibuka menjadi Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025/2026.
Sebelumnya, ia menargetkan bahwa satu sekolah bisa menampung hingga 2.500 anak dari keluarga miskin ekstrem.
"(Jumlah kebutuhan guru) ini yang belum saya tahu, apakah setiap satu sekolah butuh 10 atau butuh 12 (guru), ini masih dihitung," ujarnya.
Hanya saja pemerintah sudah yakin untuk memilih sistem boarding school atau asrama untuk Sekolah Rakyat. Terkait kurikulum juga masih dalam pembahasan.
Namun, dipastikan murid Sekolah Rakyat akan dituntut untuk bisa bucara bahasa asing.
Baca Juga: Tak Hanya Gratis, Ini Bedanya Sekolah Rakyat Dibandingkan Sekolah Umum
"Nanti ada matrikulasi, artinya dia masih orientasi. Sekian bulan untuk belajar bahasa. Misalnya bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin. Tergantung bulannya. Tapi ada masa orientasi, ini lagi didiskusikan," ungkapnya.
Selama masa orientasi itu juga menjadi momen anak-anak untuk adaptasi terhadap kehidupan barunya.
Gus Ipul berharap, melalui pendidikan di Sekolah Rakyat nantinya, anak-anak dari kelompok miskim ekstrem itu bisa menjadi manusia unggul.
Perbedaan dengan Sekolah Umum
Sebelumnya diberitakan, Gus Ipul menjelaskan bahwa ada perbedaan mendasar Sekolah Rakyat dengan sekolah umum biasanya.
Sekolah Rakyat dirancang khusus untuk siswa dari keluarga miskin yang berprestasi dan akan menerapkan sistem boarding school atau asrama. Sehingga pembinaan dilakukan secara 24 jam di lingkungan yang kondusif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga