Suara.com - Finlandia kembali dinobatkan menjadi negara paling bahagia di dunia pada tahun 2025, menjadikan negara ini memegang rekor selama delapan tahun berturut-turut.
Menurut laporan World Happiness Report atau Laporan Kebahagiaan Dunia tahunan yang rilis pada Kamis (20/3/2025) ini, negara-negara Nordik kembali mempertahankan posisi menjadi negara paling bahagia di dunia.
Di antara negara Nordik yang kembali menduduki peringkat teratas di antaranya Denmark, Islandia, dan Swedia tetap berada di empat besar dan dalam urutan yang sama.
Pusat Penelitian Kesejahteraan di Universitas Oxford melaporkan, Inggris, berada pada posisi 23 yang menjadi posisi terendah sejak laporan tahun 2017.
Pemeringkatan negara ini didasarkan atas jawaban yang diberikan orang saat diminta untuk menilai kehidupan mereka sendiri.
Penelitian ini dilakukan melalui kerja sama dengan firma analisis Gallup dan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB.
Menurut CEO Gallup, Jon Clifton, kebahagiaan mereka tidak didasarkan pada kekayaan, tetapi juga kepercayaan.
"Kebahagiaan bukan hanya tentang kekayaan atau pertumbuhan, tetapi tentang kepercayaan, koneksi, dan mengetahui bahwa orang-orang mendukungmu," kata Jon Clifton, dikutip dari Irish Examiner.
"Jika kita menginginkan masyarakat dan ekonomi yang lebih kuat, kita harus berinvestasi pada apa yang benar-benar penting: satu sama lain," tambahnya.
Rahasia Kebahagiaan di Finlandia
Baca Juga: Akal-akalan Kawanan Penimbun BBM Subsidi, Siapkan Plat Nomor Palsu Hingga Tangki Rahasia
Rupanya, para peneliti mengungkapkan selain kesehatan dan kekayaan, beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan terdengar sangat sederhana, yakni berbagi makanan dengan orang lain.
Ada juga faktor memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk memberikan dukungan sosial, dan besarnya anggota keluarga.
Contohnya, di Meksiko dan Eropa, jumlah anggota rumah tangga terdiri dari empat hingga lima orang membuat tingkat kebahagiaan tinggi.
Juga, temuan baru mereka menyebut percaya pada kebaikan orang lain jauh lebih erat kaitannya dengan kebahagiaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan tersebut juga menunjukkan, orang yang percaya bahwa orang lain bersedia mengembalikan dompet mereka yang hilang merupakan prediksi kuat kebahagiaan keseluruhan suatu populasi.
Sementara, dalam penelitian terungkap negara-negara Nordik menempati peringkat teratas dalam hal harapan dan realisasi pengembalian dompet yang hilang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO