Pada 19-20 Februari, Trump menyerang Zelensky, bahkan menyebutnya sebagai "diktator".
Ia menyalahkan Ukraina atas perang tersebut, berpihak pada retorika Kremlin.
Pada 28 Februari, Zelensky melakukan perjalanan ke Washington dengan tujuan untuk menyelesaikan kesepakatan mineral.
Namun dalam bentrokan publik yang spektakuler dengan Zelensky di Gedung Putih di depan kamera televisi dari seluruh dunia, Trump menuduhnya telah "tidak menghormati" Amerika Serikat, mengatakan bahwa ia "berjudi dengan Perang Dunia III" dan bahwa jika ia tidak berdamai dengan Rusia, "kita akan keluar...".
AS Menangguhkan Bantuan Militer
Pada 3 Maret, Trump menangguhkan bantuan militer ke Ukraina dan pembagian informasi intelijen dengan Rusia mengenai posisi Ukraina.
Zelensky memberi isyarat damai kepada Trump.
Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pada tanggal 6 Maret menyetujui rencana yang bertujuan untuk memobilisasi hingga 800 miliar euro ($870 juta) selama empat tahun untuk meningkatkan keamanan di benua itu dan membantu Ukraina.
Ukraina Menerima Rencana Gencatan Senjata AS
Baca Juga: Utusan AS Klaim Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Mungkin Tercapai dalam Hitungan Minggu!
Pada tanggal 11 Maret, Ukraina, yang tentaranya berjuang di garis depan, dan Amerika Serikat menyetujui rencana gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia.
Washington segera setuju untuk mencabut pembatasan bantuan militer dan pembagian intelijen.
Kedua pihak juga setuju untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin mengenai mineral Ukraina.
Pasukan Rusia merebut kembali dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya wilayah yang telah diduduki oleh pasukan Ukraina di wilayah Kursk.
Putin Menetapkan Persyaratan
Dalam panggilan telepon tanggal 18 Maret, Trump dan Putin menyetujui jeda selama 30 hari atas serangan Rusia terhadap fasilitas energi Ukraina, negosiasi "segera" untuk mengakhiri perang, dan pertukaran tahanan, tetapi bukan gencatan senjata.
Tag
Berita Terkait
-
Ikuti Cara Trump, Inggris Mulai PHK 10 Ribu PNS untuk Hemat Anggaran
-
Perdana Menteri Kanada Mark Carney Serukan Pemilu Dini untuk Lawan Ancaman Trump Caplok Negaranya
-
Trump Effect? Level Kebahagiaan di AS Merosot, Ini Biang Keroknya Menurut Laporan Terbaru
-
PFLP: AS Beri 'Lampu Hijau' Israel Bantai Gaza!
-
Utusan AS Klaim Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Mungkin Tercapai dalam Hitungan Minggu!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Tinjau Langsung Pengungsi di Langkat, Janji Prabowo: Kami Tak Akan Tinggalkan Kalian Sendiri
-
Aksi Balas Dendam Matel di Kalibata Picu Kerugian Rp1,2 Miliar, Polisi Rencanakan Upaya Revitalisasi
-
Korban WO Ayu Puspita Tembus 207 Orang, Polisi: Kerugian Sementara Capai Rp11,5 Miliar!
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X DPR Minta PSSI Lakukan Evaluasi
-
Terkuak! Sebelum Tewas Dikroyok, 2 Matel di Kalibata Sempat Cabut Paksa Kunci Motor Anggota Polisi
-
Kios hingga Kendaraan Dibakar usai Pengeroyokan Matel di Kalibata, Pramono: Saya Tidak Mau Terulang!
-
Terima Laporan Krisis Air Bersih di Langkat, Prabowo: Kita akan Membantu Semua Warga
-
Perwira Polri Ingatkan Debt Collector Tak Boleh Tarik Paksa Tanpa Putusan Pengadilan!
-
Banser Bantu Bersihkan Gereja HKBP Sibolga yang Terdampak Banjir
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X: Publik Berhak Kecewa, Tim Kembali ke Pola Lama