Suara.com - Pada masa Kesultanan Banten tepatnya abad ke-17, kerajaan di Banten itu telah memiliki teknologi penyaringan air sendiri. Penyaringan air Kesultanan Banten itu disebut Pangindelan.
Pangindelan saluran air Danau Tasikardi ke Keraton Surosoan Kesultanan Banten itu terdapat tiga jenis yakni Pangindelan Abang, Pangindelan Putih dan Pangindelan Emas.
Kala itu, pembuatan pangindelan dibuat atas campur tangan tekhnologi yang berkembang saat itu yang masuk ke Kesultanan Banten untuk penyaringan air yang disalurkan dari Danau Tasikardi menuju Keraton Surosowan pada zaman Kesultanan Banten.
Pada abad ke-17 itu juga, seiring kemajuan teknologi mulai masuk ke wilayah Kesultanan Banten, saat itu Sultan Banten di pimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Saat itu, Keraton Surosowan kekurangan air bersih dan jernih, Sultan mencoba membuat sumur di tengah Keraton Surosowan, akan tetapi air yang keluar dari sumur tersebut asin dan tidak bersih, sehingga tidak bisa digunakan oleh penduduk Keraton.
Sultan Ageng Tirtayasa, langsung membuat proyek besar untuk membuat saluran air dari Danau Tasikardi menuju Keraton Surosowan untuk mendapatkan air bersih dan layak pakai.
Saluran air sepanjang 1,5 kilometer itu tidak dibuat begitu saja, agar air yang dihasilkan bersih dan jernih di buatkan penyaringan air atau pangindelan di tiga titik yang berbeda. Saat ini tiga saringan air pada saluran air disebut pangindelan abang, pangindelan putih, dan pangindelan emas.
Ketiga saringan itu memiliki fungsi masing-masing, karena air dari Tasikardi saat itu belum bersih dan jernih. Pangindelan abang yaitu saringan pertama dari Danau Tasikardi saat kondisi air masih keruh.
Dari Pangindelan abang, air tersebut masuk ke Pangindelan putih air sudah jernih namun belum dapat di konsumsi, selanjutnya air di alirkan lagi ke Pangindelan Emas untuk mendapatkan air yang sangat jernih dan siap di gunakan di Keraton Surosowan.
Baca Juga: Polda Banten Atur Arus Mudik Lebaran 2025: Ganjil Genap dan Pengaturan Pelabuhan, Simak Selengkapnya
Diketahui, Danau Tasikardi dibuat pada zaman Sultan kedua Banten yakni Maulana Yusuf. Selain persembahan untuk ibunda Maulana Yusuf bernama Ratu Ayu Kirana Purnomosidi.
juga digunakan tempat rekreasi keluarga Sultan Banten, serta digunakan untuk cadangan air pesawahan Sultan Banten dan suplay air ke Keraton Surosowan pada zaman Sultan Agung Tirtayasa.
Suara.com, mencoba menelusuri keberadaan pangindelan yang di buat pada masa Kesultanan Ageng Tirtayasa. Sekitar kurang lebih 200 meter pangendelan abang dari danau Tasikardi.
Selanjutnya kurang lebih 500 meter keberadaan pangindelan putih dari pangindelan abang persis ditengah sawah, sementara jarak pangindelan emas berada kurang lebih 800 meter dari pangindelan putih, persis dekat dengan Keraton Surosowan.
Staf Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten Mulangkara mengatakan, jauh sebelum pembuatan saluran pipa dari Tasikardi menuju Surosowan, Danau Tasikardi dibuat untuk tempat rekreasi keluarga Sultan Banten, selain itu juga untuk cadangan suplay air pesawahan milik Sultan Banten.
"Tujuannya utamanya Danau Tasikardi untuk rekreasi keluarga Sultan Banten pada Sultan kedua Banten selain itu, digunakan untuk suplay air ke pesawahan milik kerajaan," katanya kepada Suara.com.
Tag
Berita Terkait
-
Polda Banten Atur Arus Mudik Lebaran 2025: Ganjil Genap dan Pengaturan Pelabuhan, Simak Selengkapnya
-
CEK FAKTA: Pagar Laut di Banten Berubah Jadi Pagar Beton
-
Sejarah Banten dan Asal Usul Hingga Arti Nama di Baliknya
-
Akal-akalan Kawanan Penimbun BBM Subsidi, Siapkan Plat Nomor Palsu Hingga Tangki Rahasia
-
KMP Portlink III Tabrak Mobile Bridge Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...