Suara.com - Presiden Prabowo Subianto berwacana untuk membangun reaktor nuklir sebagai bagian dari strategi ketahanan energi nasional. Hal ini merupakan salah satu hasil kunjungan Prabowo ke Rusia beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, Kepala Desk Energi GREAT Institute, Turino Yulianto mendorong agar pemerintah segera membentuk Direktorat Jenderal Ketenaganukliran sebagai langkah konkret mendukung agenda tersebut.
Hal ini disampaikannya dalam diskusi bertajuk Politik Energi: Menuju Swasembada Energi Melalui Teknologi Nuklir" di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
"Pemerintah harus segera membentuk Direktorat Ketenaganukliran untuk mewujudkan rencana mendirikan reaktor nuklir 250 MW sebagai langkah awal dari target 35 GW pada tahun 2032," kata Turino ditulis pada Kamis (1/5/2025)
Turino Yulianto juga menyarankan agar pembangunan reaktor nuklir diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.
"Tanggung jawab realisasi pembangunan nuklir Indonesia bisa diserahkan kepada BUMN, yaitu PT. Industri Nuklir Indonesia (INUKI)," lanjut Turino.
Dalam kesempatan yang sama, Guru besar ITB, Sidik Permana yang juga salah satu penyintas bencana nuklir Fukushima tahun 2011 silam turut angkat suara. Sidik mengingatkan pemerintah agar tidak hanya melempar wacana.
"Presiden Prabowo harus mempunyai kerangka waktu yang jelas dan tepat. Sebab, dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, seperti Jepang, India dan Korea, yang sama-sama memulai riset nuklir sejak tahun 1960-an, saat ini sudah merealisasikan PLTN tersebut, sementara Indonesia gagal," beber Sidik.
Sidik juga menyoroti lambannya kemajuan proyek nuklir di Indonesia, yang menurutnya tertinggal jauh dari negara-negara dengan sejarah riset nuklir yang serupa.
Baca Juga: GEBRAK Ogah Ikut May Day yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh
Sementara itu, Manajer Kampanye WALHI, Dwi Sawung menekankan pentingnya transparansi pemerintah dalam menjelaskan aspek keamanan teknologi nuklir kepada masyarakat.
"Selama ini WALHI menolak PLTN Nuklir karena tidak berhasil diyakinkan pemerintah tentang keamanan teknologi tersebut," pungkas Dwi.
Diketahui bersama, energi nuklir kekinian sedang dilirik oleh pemerintahan. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto menilai nuklir sebagai salah satu energi terbarukan yang paling bersih. Energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk sektor kesehatan, pengembangan benih pertanian, hingga sumber energi lainnya.
Belum lama ini, Utusan khusus Presiden Prabowo Subianto untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo bersama Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno bertemu dengan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Eddy mengaku, dalam pertemuan tersebut, dirinya bersama Hashim diundang oleh Tony Blair untuk berdiskusi hal-hal yang menyangkut isu kekinian. Di antaranya terkait dengan transisi energi, teknologi terkini dalam energi terbarukan.
“Terutama teknologi terkini yang ada di Inggris yang bisa diadopsi oleh Indonesia. Praktik-praktik terbaik transisi energi yang ada selama ini, termasuk juga pembahasan mengenai AI,” kata Eddy, di Hotel kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Berita Terkait
-
GEBRAK Ogah Ikut May Day yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh
-
Prabowo Bakal Ikutan May Day, Buruh Ditantang Ajukan Tuntutan Sesuai Kondisi Zaman, Apa Saja?
-
Tak Cuma Hadir di May Day, Prabowo Bakal Pidato di Depan Massa Buruh Besok
-
Ungkit Skandal Bill Clinton, Legislator PKB soal Desakan Ganti Gibran: Tak Mudah Lengserkan Wapres
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan