Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendadak syok melihat situasi di Pasar Caringin, Kawasan Ciparay, Kota Bandung saat inspeksi pada Rabu (30/4/25).
Dedi Mulyadi dibuat syok melihat keadaan pasar yang penuh dengan tumpukan sampah bak Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
Bahkan, jalanan sepanjang pasar yang ia lewati juga banyak dengan sampah yang bercampur dengan tanah basah, sehingga jalanan menjadi becek.
Melihat situasi tersebut, Dedi Mulyadi sontak dibuat bingung apakah yang didatangi tersebut pasar atau justru area persawahan.
“Ini kita lagi di pasar, nih pasar,” ucap Dedi, dikutip dari instagramnya, Rabu (30/4/25).
“Ini pasar apa? Pasar Caringin.. ini pasar kayak sawah mau ditanami ini,” sambungnya.
Melihat para penjual di pasar yang tetap enjoy dengan keadaan sekitar penuh sampah membuat Dedi Mulyadi penasaran.
“Lihat ini pasar kayak sawah mau ditanami, Ya Allah Ya Robbi,” Ucap Dedi Mulyadi.
“Ini kok manusia bisa hidup di sini? Ya Allah Ya Robbi, ibuk betah tinggal di sini? Pasar kayak sawah mau ditanami. Ini Pasar atau sawah ya?,” sambung Dedi.
Baca Juga: KB Jadi Syarat Bantuan Pemerintah? Usulan Kontroversial Gubernur Jabar Dikaji Mensos!
“Bisa lah pak,” seru para penjual di pasar Caringin.
Dedi Mulyadi kemudian menunjukkan tumpukan sampah yang diletakkan di pinggir jalanan kawasan pasar.
Dedi menyebut bahwa tumpukan sampah di Pasar Caringin itu sampai 1000 ton, lantaran sangat tinggi.
“Ini ada tumpukan sampah di sini mungkin ada sekitar 1000 ton,” ujar Dedi.
“Tuh numpuk, Ya Allah Ya Robbi,” seru Dedi Mulyadi.
Pasar yang terlihat kumuh penuh dengan sampah itu tak membuat Dedi lantas pergi meninggalkannya begitu saja.
Ia justru mencari solusi bagaimana agar masalah sampah di Pasar Caringin bisa segera diselesaikan.
Dedi menyarankan agar Pasar Caringin segera memiliki alat pengolah sampah modern.
“Solusinya harus segera Pasar Caringin menyiapkan alat pengelolaan sampah, minimal incinerator,” ucap Dedi.
“Tidak boleh ini, gak kira-kira,” tambahnya.
Dedi juga meminta komitmen dari pengelola pasar Caringin agar alat pengolah sampah itu dapat segera dipasang.
“Lain urusan pasar ramai, pasar jorok ini,” seru Dedi.
“Segera kita beresin pasar Caringin, tetapi bapak berkomitmen segera menyiapkan incinerator. Dalam satu minggu incineratornya harus sudah dipasang, banyak alat-alatnya tinggal beli,” sambungnya.
“Siap Pak, mudah-mudahan,” jawab Pengelola.
Pasar Caringin
Pasar Induk Caringin merupakan salah satu pasar terkenal di Bandung, Jawa Barat.
Pasar ini merupakan pasar tradisional besar di Bandung.
Masyarakat dapat menemukan segala macam kebutuhan baik sayuran, ikan, daging, bumbu-bumbu dan lainnya di Pasar Caringin.
Pasar Caringin ini juga menjadi pusat grosir dan menyediakan berbagai macam sayur dan buah segar dari berbagai daerah di Indonesia.
Masalah sampah yang terus menumpuk di Pasar Caringin, Kabupaten Bandung, kembali menjadi perhatian publik.
Pasar yang dikenal dengan keramaiannya tersebut kini menghadapi persoalan lingkungan yang cukup serius.
Tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik tidak hanya mengganggu kenyamanan pedagang dan pengunjung, tetapi juga menjadi ancaman bagi kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar.
Produksi sampah yang terus bertambah tidak dibarengi dengan penanganan yang maksimal. Hasilnya, gundukan sampah bak 'gurun' jadi masalah.
'Gurun' sampah di Pasar Caringin tidak muncul tiba-tiba. Sampah ini muncul karena pengurangan ritase angkutan pembuangan yang dikurangi.
Sebelum masalah itu muncul, ritase angkutan sampah ke TPA Sarimukti dari Pasar Caringin adalah 10 ritase per hari.
Namun sejak terjadi darurat sampah akibat terbakarnya TPA Sarimukti pada 2023 lalu, ritase angkutan sampah Pasar Caringin perlahan dikurangi menjadi 3 ritase atau sekitar 30 ton.
Sementara produksi sampah di Pasar Caringin bisa mencapai 60 ton sehari.
Untuk permasalahan ini, pengelola pasar bisa lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah dan tidak menunda-nunda penyelesaian masalah ini.
Ke depan, Pasar Caringin diharapkan bisa menjadi contoh bagi pasar lainnya dalam mengelola masalah sampah dengan cara yang lebih profesional dan berkelanjutan.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
MKD Cecar 7 Saksi Kasus 'Joget' DPR: Nasib Sahroni, Nafa Urbach hingga Uya Kuya Ditentukan
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Suhu Masih Panas hingga 37 Derajat Celsius
-
Dengar Keterangan Saksi dan Ahli, MKD Gelar Sidang Dugaan Pelanggaran Etik Sahroni hingga Eko Patrio
-
Gagal Makzulkan Bupati Pati, 2 Aktivis Kena Bui: Dijerat Pasal Berlapis Usai Blokir Pantura
-
Santai Digugat Buronan e-KTP, KPK Pede Hakim Bakal Acuhkan Praperadilan Paulus Tannos, Mengapa?
-
Lepas Tirai dan Siram Roda Depan 3 Kali, Prabowo Serahkan Airbus A-400M/MRTT Alpha 4001 ke TNI
-
Liciknya Bripda Waldi: Nyamar Pakai Wig Usai Habisi Dosen Perempuan Jambi, 5 Fakta Bikin Merinding
-
Pramono Incar Jakarta Juara Umum POPNAS-PEPARPENAS 2025, Taufik Hidayat Goda: Ada Jabar!
-
Pesawat Angkut Raksasa A400M Akhirnya Mendarat di Indonesia, Mampu Angkut Tank dan Ratusan Pasukan!
-
Projo 'Buang Muka' Jokowi? Pengamat Ungkap Manuver Politik Budi Arie Selamatkan Diri