Suara.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Ade Suherman, menyoroti soal ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dan ketersediaan lahan parkir di Ibu Kota.
Ade Suherman menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum optimal dalam mengelola sistem perparkiran. Ia menyebut, lonjakan kendaraan bermotor sejak 2012 tidak diiringi dengan penambahan sarana parkir yang memadai.
“Sejak Perda Perparkiran disahkan tahun 2012, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta melonjak dari 13 juta menjadi 24 juta unit. Tapi peningkatan itu tidak diikuti dengan penyediaan sarana parkir yang memadai. Dalam lebih dari 10 tahun terakhir, berapa gedung parkir baru yang dibangun dan berapa kapasitas aktualnya?” beber Ade kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).
Legislator asal PKS itu juga menyoroti mekanisme pemungutan parkir on street yang masih terbagi antara sistem konvensional dan digital.
Saat ini, Unit Pengelola (UP) Perparkiran baru mengelola sekitar 55 persen dari ruas jalan yang berpotensi untuk parkir.
“Artinya, ada 45 persen ruas jalan yang tidak dikelola langsung, padahal potensi pendapatannya sangat besar. Saya minta ruas jalan itu dikembalikan untuk dikelola UP. Bila perlu, rekrut tenaga PJLP agar potensi parkir dapat dimaksimalkan dan sekaligus menciptakan lapangan kerja,” tegasnya.
Selain itu, Ade juga mempertanyakan data lokasi parkir off street yang tercatat hanya 615 titik.
Ade Suherman meragukan keakuratan data tersebut karena belum jelas apakah tempat seperti rumah sakit, gedung apartemen, dan fasilitas sosial lainnya sudah termasuk dalam pendataan.
“Jika belum, maka data tersebut harus segera diperbarui agar bisa digunakan sebagai dasar kebijakan,” beber Ade Suherman.
Baca Juga: Usul Program Siswa ke Barak jadi Pendidikan Nasional, JPPI Kritik Menteri Pigai: Hina Akal Sehat!
Ade juga meminta transparansi dari penyelenggara parkir swasta. Ia ingin mengetahui berapa jumlah perusahaan yang telah mengantongi izin resmi serta sejauh mana kontribusinya terhadap pajak parkir daerah.
Ade Suherman menilai, sinergi antarinstansi sangat diperlukan agar data perizinan, pendapatan, dan pengawasan dapat saling terhubung secara digital.
“Dari jumlah lahan parkir swasta yang ada, kapasitas tampung kendaraannya masih sangat jauh dari mencukupi. Dengan kendaraan yang mencapai 24 juta unit, Jakarta masih kekurangan tempat parkir resmi yang layak,” ungkapnya.
Ade menyatakan dukungannya terhadap pengelolaan parkir secara swakelola oleh pemerintah daerah, dengan syarat sistem digital diterapkan sepenuhnya dan terintegrasi dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).
Ade Suherman menyebut sistem retribusi lebih menguntungkan dibandingkan pajak semata. Ia juga mengusulkan agar tarif parkir dievaluasi berdasarkan zonasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Selain itu, dia juga mendorong pelibatan publik dalam pengawasan, misalnya dengan melaporkan pelanggaran parkir.
Berita Terkait
-
Mau Gelar Manggarai Bersholawat, Pendekatan Agama jadi Jurus Pramono: Bakal Sukses Cegah Tawuran?
-
Usul Program Siswa ke Barak jadi Pendidikan Nasional, JPPI Kritik Menteri Pigai: Hina Akal Sehat!
-
Siswa Kini Takut Dikirim Dedi Mulyadi ke Barak, Kak Seto: Jangan Ada Ancaman, Anak-anak Bukan Robot!
-
Kak Seto Satroni Barak Militer di Purwakarta Besok: Jangan sampai Ada Pelanggaran Anak!
-
Ogah Tiru Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak TNI, Begini Jurus Pramono Urus Kasus Tawuran di Jakarta
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing