Suara.com - Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal, menyampaikan pandangannya terkait ancaman dari penerapan tarif dagang oleh Presiden Amerika Serikan Donald Trump
Mohammad Faisal dalam kegiatan diskusi publik dengan tema 'Gempuran Tarif AS: Ekomoni Indonesia di Ujung Tanduk? Dialog Kritis Mencari Solusi' di Ballroom Amarthapura El Hotel Bandung, Selasa (20/5/2025), mengatakan ada dampak yang dirasakan Indonesia dari penerapan tarif dagang tersebut.
"Karena implikasi perlambatan ekonomi global dan juga pengenaan tarif perdagangan yang dimulai oleh pemerintah Amerika, paling tidak ada tiga jalur dampak yang kita rasakan, jelas ekspor kita selain ekspor juga ada impor Indonesia," katanya dalam diskusi yang digagas oleh Core Indonesia dan Suara.com ini.
Kegiatan investasi di Indonesia juga menurut Mohammad Faisal akan terhambat dengan kebijakan tarif dagang oleh Donald Trump.
"Kedua juga dapat menghambat investasi, karena perang dagang berapa tarif yang digunakan itu berpengaruh terhadap peluang investasi sejauh mana dan itu sangat dinamis sekali," ujarnya.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga terkena dampak dari kenaikan tarif dagang tersebut dan hal itu akan mempengaruhi harga barang impor yang dibutuhkan Indonesia.
"Yang ketiga juga terhadap nilai tukar rupiah, tentu saja ini menjadi penting karena kita banyak mengimpor barang konsumsi maupun juga barang barang-barang baku dan juga yang barang modal kalau rupiah melemah maka akan jadi lebih mahal," jelasnya.
Saat ini Indonesia sedang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat, terutama terkait dengan tarif dagang yang diterapkan oleh Donald Trump.
Langkah negosiasi ini diharapkan membuahkan hasil yang positif. Namun ditengah belum adanya kepastian, Mohammad Faisal menilai Indonesia harus menjaga dan menguatkan ekonomi domestik.
Baca Juga: Industri Ekspor Tertekan Tarif AS: Penguatan Ekonomi Domestik Bukan Lagi Pilihan Tapi Keharusan
"Jadi intinya dalam kondisi dimana kita masih bernegosiasi dengan Amerika dan masih ada ketidakpastian kita, bisa enggaknya nego itu nanti sampai dengan tanggal 8 Juli untuk mendapatkan supaya tidak kena 32 persenan," ujarnya.
"Ketika itu tidak pasti, ada satu hal yang pasti kita lakukan menurut kami itu adalah menjaga ekonomi domestik penguatan ekonomi domestik itu yang paling pasti harus kita lakukan, ya terlepas nanti kita bisa nego ataukah kita tetap 32 persenan nantinya," jelasnya.
Lebih lanjut Mohammad Faisal mengatakan, pemerintah harus bisa menyelesaikan permasalah domestik yang sebelumnya sudah ada sebelumnya adanya kebijakan tarif dagang dari Donald Trump.
"Nah karena ini adalah sesuatu yang dalam kontrol kita dan apalagi kita sebelum gonjang ganjing kebijakan Trump sendiri sudah ada permasalahan domestik yang harus diselesaikan," katanya.
"Kalau kemudian respon kebijakannya itu justru malah melemahkan ekonomi domestik alih-alih meyelesaikan permasalahan yang sudah, kenaikan PHK dan lain-lain, maka ini bisa jadi menambah masalahnya kedepan," jelasnya.
Mohammad Faisal juga mengingatkan, agar pemerintah mengantisipasi peningkatan impor baik legal maupun ilegal yang masuk pasar domestik, karena salah satu masalahnya adalah perbedaan harga yang cukup jauh sehingga bakal menggerus industri dalam negeri.
Berita Terkait
-
Industri Ekspor Tertekan Tarif AS: Penguatan Ekonomi Domestik Bukan Lagi Pilihan Tapi Keharusan
-
Gempuran Tarif AS! CORE dan Suara.com Bahas Solusi untuk UMKM dan Industri Ekspor
-
CEK FAKTA: Netanyahu Tolak Rencana Donald Trump Akui Kemerdekaan Palestina, Benarkah?
-
Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump
-
Tiba di Riyadh, Presiden Donald Trump Disambut 21 Kali Tembakan Meriam
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun