Suara.com - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Senin, 26 Mei 2025 pagi, untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp1.919.000 per gram.
Harga emas Antam itu terjungkal sebesar Rp11.000 dibandingkan hari Minggu, 25 Mei 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback atau beli kembali emas Antam dibanderol di harga Rp1.763.000 per gram.
Harga buyback itu juga ikut merosot Rp11.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Minggu kemarin.
Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 gram Rp1.009.500
- Emas 1 Gram Rp1.919.000
- Emas 2 gram Rp3.778.000
- Emas 3 gram Rp5.642.000
- Emas 5 gram Rp9.370.000
- Emas 10 gram Rp18.685.000
- Emas 25 gram Rp46.587.000
- Emas 50 gram Rp93.095.000
- Emas 100 gram Rp186.112.000
- Emas 250 gram Rp465.015.000
- Emas 500 gram Rp929.820.000
- Emas 1.000 gram Rp1.859.600.000
Harga Emas Dunia Menguat
Harga emas memperpanjang kenaikan mingguannya pada hari Jumat (waktu AS), menembus angka USD 3.350, seiring meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven setelah Presiden AS Donald Trump kembali memicu kekhawatiran global dengan ancaman tarif baru.
Seperti dilansir Mining, Harga emas spot naik sebesar 1,6% menjadi USD 3.351,95 per ons pada pukul 10:35 ET, sehingga mencatatkan minggu terbaiknya dalam enam minggu terakhir.
Sementara itu, harga emas berjangka AS melonjak 1,7% menjadi USD 3.352,10 per ons di New York.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rontok, Berapa per Gramnya?
Kenaikan ini dipicu oleh langkah mengejutkan dari Presiden Trump yang mengusulkan tarif 50% terhadap Uni Eropa mulai 1 Juni mendatang.
Secara terpisah, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 25% terhadap produk iPhone yang tidak diproduksi di dalam negeri, menyasar langsung raksasa teknologi Apple.
Pengumuman yang disampaikan Trump tersebut pun mengguncang pasar. Ekuitas anjlok dan dolar AS melemah, mendorong arus modal ke logam mulia sebagai bentuk perlindungan nilai.
Harga emas batangan kini berada sekitar USD 150 di bawah rekor harga tertingginya yang dicapai bulan lalu.
Sejak awal tahun, emas telah melonjak lebih dari 25%, didorong oleh ketidakpastian sebagai dampak yang ditimbulkan akibat perang tarif yang dipimpin oleh AS. Kondisi tersebut menjadikan emas sebagai pilihan utama investor yang menghindari risiko.
Kekhawatiran atas kondisi fiskal Amerika Serikat turut mendorong reli emas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?