Suara.com - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pentingnya standar kebersihan dan mutu dalam pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur makan bergizi gratis (MBG).
Pesan itu ditekankan Cak Imin saat memberikan arahan saat peluncuran program 1000 dapur MBG di pesantren. Peluncuran dilaksanakan di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin (26/5/2025).
Cak Imin menekankan bahwa pemerintah tidak ingin main-main dalam hal penyediaan gizi bagi santri dan siswa. Menurutnya, dapur MBG harus memenuhi standar tinggi, baik dari segi kebersihan, kekuatan bangunan, hingga sistem pengolahannya. Hal tersebut juga telah sesuai dengan arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN).
"Saya tadi nanya Pak Kepala BGN, Pak Dadan, itu dapur kenapa syaratnya kok ketat, harus begini, harus kuat, harus rapi, harus bersih, bisa gak ditawar dikit-dikit supaya agak cepat? Jawabannya tegas, tidak bisa ditawar. Karena nanti dari dapur itu harus muncul makanan yang betul-betul terjamin sehat dan bermutu," kata Cak Imin dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa anak-anak santri berhak mendapatkan asupan gizi yang layak, tanpa risiko keracunan ataupun kekurangan gizi. Cak Imin menekankan kalau kali ini pemerintah harus menyajikan dengan kualitas dan standar yang baik, sesuai dengan standar.
Cak Imin menambahkan, target pembangunan seribu dapur MBG bukan semata soal kuantitas, tapi terpenting juga kualitas. Setiap dapur wajib memenuhi pengawasan dari BGN dan memastikan tidak ada santri yang mengalami masalah kesehatan akibat makanan yang disajikan.
"Jadi seribu dapur harus bermutu dan berkualitas sesuai standar. Sesuai dengan ukuran dan pengawasan BGN. Karena anak-anak santri yang makan, harus makanan yang baik, sehat, bergizi, aman. Tidak boleh ada yang keracunan, tidak boleh ada yang berkurang gizinya," tegasnya.
Cak Imin juga menyelipkan kisah pribadinya semasa kecil yang ruoanya hampir tidak bisa mengakses makanan bergizi. Ia mengaku tumbuh dengan gizi yang pas-pasan, namun tetap bisa menempuh jalan panjang hingga menjadi menteri dan pernah mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
"Saya juga gizinya pas-pasan, Alhamdulillah bisa jadi Menteri beberapa kali. Pernah jadi calon Wakil Presiden meskipun kalah. Gak apa-apa, yang penting sudah ikhtiar," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Siapkan Dana Full MBG, Jubir Prabowo: Jika Ada Bantuan Negara Lain Alhamdulillah
Ia juga mengenang masa kecilnya sebagai anak kiai yang sering mendapat makanan berkat dari kegiatan pengajian. Isi berkat itu sering kali berupa ayam, telur, serta pisang yang menjadi sumber gizinya hampir setiap hari.
"Enaknya jadi anak kiai di situ. Sebelum ada MBG, sudah bergizi duluan. Karena Bapak saya pulang ngaji bawa berkat isinya pasti ayam, telur, pisang. Kadang-kadang banyak makan pisang itu bikin cerdas. Makanya saya agak cerdas karena banyak makan pisang," kelakar Cak Imin.
Dia pun berharap, para santri yang kini telah mendapatkan MBG juga bisa menjadi anak-anak yang cerdas dan tumbuh menjadi SDM unggulan.
"Insyallah setelah makanan bergizi, tambah cerdas semuanya para santri. Wong, makanan saya kurang gizi aja bisa jadi menteri, apalagi kalian nanti," tutur Cak Imin.
Diketahui bahwa dari 82,9 juta anak yang ditargetkan menerima MBG, 5 juta di antaranya merupakan santri. Saat ini baru ada 142 SPPG atau dapur MBG khusus untuk pesantren yang telah dimulai. Sehingga baru melayani sekitar 65 persen jumlah santri yang mendapatkan MBG.
Kabupaten Bangkalan sendiri ditargetkan memiliki 118 dapur MBG, namun saat ini baru dua yang tersedia. Sehingga diharapkan bisa dibangun kembali sebanyak 116 SPPG dalam waktu dekat.
Berita Terkait
-
Pemerintah Klaim Siapkan Dana Full MBG, Jubir Prabowo: Jika Ada Bantuan Negara Lain Alhamdulillah
-
Ketua BGN Sarankan Pesantren Wajibkan Santri Tanam Sayur-Buah Sendiri untuk Dukung MBG
-
Klaim Siswa Penerima MBG Bisa Tumbuh Tinggi 180 cm, Kepala BGN: Sudah Terbukti 2 Anak Saya di Rumah
-
Sepanjang Mei, Anggaran MBG Sudah Sedot Anggaran Rp631 Miliar
-
Pengamat Sebut Program MBG Kurangi Pengganguran dan Genjot Ekonomi RI
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar