Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, meyakini kalau program makan bergizi gratis (MBG) juga dapat memperbaiki kualutas fisik anak-anak Indonesia jadi tumbuh lebuh tinggi. Dia mengklaim kalau anak-anak penerima manfaat MBG berpotensi tumbuh tinggi minimal hingga 180cm saat dewasa.
Dia menyebutkan bahwa anak usia 12 hingga 16 tahun merupakan second peak atau puncak kedua pertumbuhan fisik anak yang sangat menentukan tinggi badan dan kesehatan masa dewasa. Pada rentang usia itu pula MBG dibagikan kepada anak-anak di sekolah dan pesantren.
"Inilah saatnya kita harus intervensi dengan gizi seimbang. Kalau kita tidak intervensi sekarang, maka tubuhnya saya perkirakan rata-rata hanya 160-165 (cm). Tapi ketika ada makan bergizi, nanti tubuhnya minimal 180 cm," kata Dadan saat peluncuran 1.000 dapur MBG di pesantren secara virtual, Senin (26/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa ada dua masa puncak pertumbuhan anak yang sangat penting. Pertama ketika seribu hari pertama kehidupan, sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Masa ini sangat krusial untuk perkembangan otak dan kecerdasan.
Sementara itu, puncak kedua pertumbuhan terjadi saat anak memasuki usia remaja, di mana pertumbuhan fisik seperti tinggi badan dan massa otot mencapai percepatan maksimal.
Di hadapan para santri, Dadan menyampaikan kalau mereka saat ini tengah berada dalam fase second peak tersebut. Itu sebabnya para santri turut menjadi sasaran MBG agar asupan gizinya bisa lebih baik.
Dalam kesempatan tersebut, Dadan juga memperkenalkan MBG sebagai pola makan harian yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, buah, serta susu. Ia menekankan bahwa mayoritas anak Indonesia belum mendapatkan akses terhadap makanan bergizi seimbang seperti itu.
"Kami tahu bahwa 60 persen anak Indonesia itu tidak pernah punya akses terhadap makan dengan gizi seimbang. Jadi kalau makan itu, ada nasi, ada bakwan atau bala-bala, ada mie, ada bihun, ada kerupuk. Sebagian besar makannya seperti itu," kata Dadan.
Dia membandingkan dengan menu MBG yang diklaimnya jauh lebih sehat.
Baca Juga: Tuding PDIP-BG Framing Kasus Judol, Budi Arie Diultimatum Segera Minta Maaf: Ditunggu 1x 24 Jam!
"Sementara yang disajikan di dalam makan bergizi, pasti selalu ada nasi, ada telur, ada ayam, ada ikan, atau protein lainnya. Kemudian ada sayur, ada buah, ada susu. Jadi itulah yang disebut dengan gizi seimbang. Itu yang akan kita sajikan," tuturnya.
Ditambah pula adanya susu pada menu MBG. Dadan menyebutkan kalau 60 persen anak Indonesia tidak pernah minum susu karena tidak mampu membelinya. Padahal, menurut Dadan, susu bisa jadi salah satu faktor pendorong tubuh anak tumbuh tinggi.
Dia menceritakan pengalamannya sendiri terhadap dua anaknya yang memiliki tinggi lebih dari 180 cm.
"Ini sudah terbukti di rumah. Anak saya ada dua orang laki-laki, itu anak yang pertama tingginya 181, anak yang kedua tingginya 185. Kenapa? Karena minum susu diwajibkan sama ibunya dari kecil sampai SMA kelas 2, wajib. Bahkan pada saat pertumbuhan, anak saya yang kecil itu minum susunya 2 liter sehari. Jadi tulangnya besar-besar. Makanya tubuhnya tinggi. Jadi tinggi badan tidak hanya masalah genetik, tapi juga makanan," tuturnya.
Dadan menekankan bahwa anak-anak usia remaja saat ini adalah calon tenaga kerja produktif di tahun 2045, saat Indonesia memasuki era bonus demografi. Karena itu, dia menrkankan pentingnta asuoan gizi seimbang agar mereka tumbuh menjadi SDM unggul.
"Kalau kita tidak siapkan sekarang dengan memenuhi gizinya dengan baik, maka kita khawatirkan akan menghasilkan SDM yang bonus demografi tapi kualitasnya kurang baik. Jadi langkah ini adalah langkah strategik," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Tuding PDIP-BG Framing Kasus Judol, Budi Arie Diultimatum Segera Minta Maaf: Ditunggu 1x 24 Jam!
-
Legislator PDIP Skakmat Menkop Budi Arie di DPR: Bapak Lagi Panik, Jangan Fitnah Partai Kami!
-
Tepis Tak Gandeng BPOM, Kepala BGN: Kami Sudah MoU di Program MBG
-
Absen Ikut Pembekalan PDIP karena Disebut Mau Naik Haji, Pramono Bantah Ganjar: Enggak!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Presiden Prabowo Beri Peringatan Keras: Menteri 'Nakal' Tiga Kali, Akan Di-Reshuffle
-
Prabowo Puji Kinerja Kepala BGN Kembalikan Dana MBG Rp 70 Triliun: Dia Patriot
-
Prabowo Subianto Sentil Oknum yang Kerap Besar-besarkan Kasus Keracunan MBG
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia