Suara.com - Ketika suhu bumi terus meningkat, dampaknya bukan hanya pada es yang mencair atau cuaca yang tak menentu, tetapi juga pada isi piring masyarakat dunia.
Di Sudan, krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik bersenjata kini semakin diperparah oleh dampak pemanasan global, menciptakan situasi yang harus menjadi peringatan keras bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Perang yang berkecamuk sejak April 2023 antara tentara reguler dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) telah melumpuhkan sistem kesehatan dan logistik Sudan, seperti dilansir ANTARA, Rabu (28/5/2025).
Namun ancaman yang tak kalah besar datang dari langit: suhu udara yang melonjak hingga 45°C, krisis air bersih, dan kegagalan infrastruktur akibat serangan terhadap fasilitas listrik.
Menurut Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur, Hanan Balkhy, sekitar 25 juta orang terdampak kelaparan, termasuk 770.000 anak-anak yang berisiko mengalami kekurangan gizi akut parah.
Wabah kolera, polio, campak, malaria, hingga demam berdarah turut memperburuk situasi. Organisasi Palang Merah Internasional (ICRC) bahkan memperingatkan bahwa sistem kesehatan di negara tersebut berada di ambang kehancuran total.
Pemanasan global menjadi katalis yang mempercepat krisis ini. Gelombang panas memperparah kekeringan dan mempercepat penyebaran penyakit. Krisis air yang sebelumnya sudah mengintai kini berubah menjadi bencana besar karena listrik padam dan distribusi terganggu. Sudan bukan hanya korban konflik, tetapi juga korban dari dunia yang kian memanas.
Pemanasan Global dan Kelaparan: Pola yang Mengancam Global
Kisah Sudan adalah potret nyata dari hubungan erat antara krisis iklim dan kelaparan. Menurut Global Report on Food Crises 2024, hampir 282 juta orang di 59 negara menghadapi kerawanan pangan akut. FAO bahkan mencatat bahwa satu dari sebelas orang di dunia mengalami kelaparan pada 2023.
Baca Juga: Gen Z Cemas Hadapi Krisis Iklim, Kolaborasi Lintas Generasi Jadi Kunci Solusi
Pemanasan global menyebabkan:
- Cuaca ekstrem seperti gelombang panas, banjir, dan kekeringan yang merusak pertanian.
- Penurunan produktivitas pertanian, di mana tanaman pangan utama mengalami stres termal.
- Gangguan distribusi pangan, akibat rusaknya infrastruktur dan kenaikan harga.
Dampak tak merata yang membuat negara-negara berkembang seperti Sudan dan banyak negara di Asia rentan terhadap bencana pangan.
Pemanasan Global Bikin Produksi Padi Indonesia Merosot
Indonesia bukan pengecualian. Tahun 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut produksi beras nasional turun akibat berkurangnya luas panen dan pengaruh El Niño. Fenomena ini menyebabkan musim hujan tertunda, mengurangi jumlah tanam, dan memperpanjang musim paceklik.
Hasil riset juga menunjukkan bahwa suhu tinggi dapat memperpendek umur tanaman dan menurunkan hasil panen, termasuk padi – bahan pokok utama Indonesia.
Jika kita tidak bersiap, skenario seperti Sudan bisa saja terjadi di beberapa wilayah rawan Indonesia – dari pesisir utara Jawa yang rentan intrusi air laut hingga daerah-daerah yang tergantung pada pola hujan musiman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
Terkini
-
Skandal Impor Gula: 4 Bos Raksasa Dituntut 4 Tahun Penjara dan Bayar Ratusan Miliar
-
Prabowo Tiba di Mesir, Akan Hadiri KTT Perdamaian Gaza Bersama Donald Trump hingga Macron
-
Polda Metro Jaya Mangkir Sidang Praperadilan, Kuasa Hukum Aktivis Khariq Anhar Kecewa Berat
-
Sosok I Ketut Darpawan, Hakim Anti Gratifikasi yang Patahkan Perlawanan Nadiem Makarim
-
Nadiem Makarim Kalah! Hakim Tolak Praperadilan, Status Tersangka Korupsi Chromebook Sah
-
Gerah Lihat Sampah Visual, Gubernur Pramono akan Sikat Baliho dan Bendera Partai Liar di Jakarta
-
Sadis! Ibu Muda Hamil di Palembang Tewas Dibekap, Tangan Terikat Hijab di Penginapan
-
Praperadilan Ditolak PN Jaksel, Nadiem Makarim Tetap Tersangka Korupsi Chromebook!
-
Jadi 'Hantu' Bagi Kejagung, Silfester Matutina Pemfitnah JK Masih Bebas Meski Divonis 1,5 Tahun
-
Bahan Bakar Baru E10 Digadang Ramah Lingkungan, Seberapa Siap Indonesia?