Suara.com - Kawasan Asia Pasifik tengah mengalami transformasi energi yang menjanjikan, dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai garda terdepan dalam upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Lebih dari sekadar peluang bisnis, tren ini mencerminkan urgensi regional untuk menanggulangi perubahan iklim, mengurangi polusi udara, dan mengamankan masa depan energi yang berkelanjutan.
Laporan Cervicorn Consulting menunjukkan bahwa pasar PLTS di Asia Pasifik diperkirakan akan mencapai USD 1.084 miliar pada tahun 2034, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 25,31% antara 2025 hingga 2034. Ini adalah sinyal kuat bahwa negara-negara di kawasan ini mulai beralih dari paradigma energi lama ke solusi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Energi Surya untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
PLTS tidak menghasilkan emisi karbon saat beroperasi. Ini menjadikannya salah satu sumber energi paling bersih dan efektif dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Tak hanya itu, penggunaan energi matahari juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas seperti batu bara dan minyak bumi, yang selama ini menyumbang emisi karbon dalam jumlah besar serta berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Penerapan teknologi baru seperti panel surya terapung dan Building Integrated Photovoltaics (BIPV) turut memperluas jangkauan implementasi PLTS di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak memungkinkan pembangunan instalasi skala besar. PLTS terapung, misalnya, sangat relevan bagi negara-negara kepulauan atau yang memiliki banyak waduk seperti Indonesia, karena tidak memakan lahan dan sekaligus mengurangi penguapan air.
Indonesia: Potensi Energi Surya yang Masih Terpendam
Sebagai negara tropis dengan tingkat radiasi matahari tinggi, Indonesia memiliki potensi teknis energi surya hingga 3.294 gigawatt (GW). Namun berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga tahun 2023, kapasitas PLTS terpasang baru mencapai sekitar 537,8 megawatt (MW)—jauh dari target pemerintah sebesar 23% bauran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.
Salah satu kendala utama dalam pengembangan PLTS atap adalah hambatan regulasi dan prosedur teknis yang rumit. Banyak pengguna rumah tangga dan industri yang berminat memasang PLTS, namun terbentur pada kuota ekspor-impor listrik ke jaringan PLN yang tidak konsisten dan sering berubah-ubah.
Langkah Konstruktif Menuju Transisi Energi
Baca Juga: Padang Lamun dan Lahan Gambut: Aset Indonesia untuk Menangkal Perubahan Iklim
Dalam konteks masa depan bebas emisi, penting untuk menyoroti solusi dan langkah ke depan:
Peningkatan Infrastruktur Energi
Pemerintah dan PLN perlu mempercepat modernisasi jaringan listrik agar mampu menyerap energi surya secara optimal, termasuk penyimpanan daya menggunakan baterai.
Dukungan Regulasi yang Lebih Ramah
Reformasi kebijakan diperlukan untuk memberikan kepastian kepada investor dan pengguna energi surya, baik dalam skala rumah tangga maupun industri.
Edukasi dan Insentif bagi Masyarakat
Edukasi publik soal manfaat PLTS serta skema insentif fiskal seperti potongan pajak atau subsidi pemasangan akan mempercepat adopsi teknologi ini.
Kolaborasi Sektor Publik dan Swasta
Pemerintah dapat menggandeng sektor swasta dalam proyek energi surya berskala besar, seperti instalasi PLTS di atap fasilitas umum, sekolah, dan rumah sakit.
Asia Pasifik di Garis Depan Energi Bersih
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Selain Ucapkan Ultah, Ini Tujuan Bahlil Sambangi Kediaman Prabowo di Kertanegara
-
Karena Faktor Ini, Ray Rangkuti Sebut Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Semrawut
-
Komnas HAM Desak Pemerintah Hentikan Pendekatan Militer di Papua: Kekerasan Bukan Solusi
-
Ditanya Siapa Menteri Kena Tegur Prabowo, Bahlil: Saya Setiap Dipanggil Pasti Ditegur...
-
Prabowo Panggil Bahlil, Kepala BIN hingga Panglima TNI ke Kertanegara, Bahas Apa?
-
Drama Tangis di Gang Royal! 3 PSK Kena Razia, Ngaku Jualan Kopi Padahal Kepergok di Kamar
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Pengamat Kasih Nilai Enam
-
Pengamat Sarankan Pramono Bangun Rusun di Blok M: Bakal Diminati Gen Z
-
Tak Hanya Prabowo, Adik Kandung Hashim Djojohadikusumo Juga Ditawari Sogokan Nyaris Rp25 Triliun
-
Diungkap Hasyim, Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dari 'Orang Nekat'