Dian Sasmita juga memaparkan bahwa ketika perspekstif ini tidak hanya bagi lingkungan pendidikan, namun juga keluarga yang jalankan fungsi pengasuhan harus juga mendapatkan edukasi.
"Bullying tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi bisa bisa terjadi di dalam lingkungan keluarga atau juga pergaulan," dia mengingatkan.
Sehingga, menurutnya, semua level lingkungan yang terkait anak wajib mendapat informasi yang tepat tentang ini.
Tidak hanya itu, Dian Sasmita juga menyampaikan pentingnya peningkatan keterampilan para pihak yang berkewajiban mengintervensi ketika bullying terjadi.
"Kasus bullying tidak akan selesai hanya dengan pertemuan mediasi tanpa ada intervensi perubahan perilaku," ungkapnya.
Dia menegaskan, perlunya pelibatan guru atau pendidik, pekerja sosial dan konselor untuk mendampingi anak dan keluarganya.
"Model demikian yang diharapkan dalam pendekatan keadilan restorative," tambahnya lagi.
Dia mendorong semua pihak untuk ambil peran dalam pencegahan dan penanganan bullying.
"Jangan sampai ada lagi anak-anak kita jadi korban bullying karena kita menormalisasi bullying. Bullying selalu hadir karena ketimpangan relasi kuasa. Bullying selalu datangkan penderitaan. Oleh karenanya kita semua harus ambil peran untuk menghentikan bullying," pungkasnya.
Baca Juga: Siswa SD di Riau Tewas Diduga Dibully karena Beda Agama, Pemerintah Dituntut Serius Soal Bullying
Peristiwa tragis itu merenggut nyawa seorang pelajar SD berinisial KB yang baru berusia 8 tahun di Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Korban tewas akibat tindakan perundungan dan pemukulan yang dilakukan oleh beberapa orang kakak kelasnya di sekolah. Tindakan kekerasan yang dialami korban diduga akibat korban menganut agama yang berbeda dengan para pelaku.
Berita Terkait
-
Ancam Pecat jika Ada Bullying di Sekolah Kehutanan, Menhut Raja Juli: Saya Tak Segan Tutup Sekolah!
-
Viral Aniaya Korban Gegara Dituduh Rebut Pacar, Begini Nasib 3 ABG di Tambora usai Ditangkap Polisi
-
Darurat Kekerasan Seksual Anak: Saat Ayah dan Kakek Jadi Predator, Negara Malah Pangkas Anggaran
-
Siswa SMA di Pinrang Jadi Pelaku Sodomi, KPAI Minta Proses Hukum Tetap Pakai UU Peradilan Anak
-
Sering Diabaikan, KPAI: Jangan Ada Pelanggaran Hak Anak Selama Mudik!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana