Suara.com - Aparat TNI dilibatkan dalam agenda retret yang dikhususkan kepada 53 Kepala Sekolah Rakyat.
Anggota TNI tersebut menyampaikan materi dalam kegiatan yang digelar Kementerian Sosial (Kemensos) di Gedung Pusdiklat Kesejahteraan Sosial Marga Guna, Jakarta Selatan, Selasa 17 Juni 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyampaikan bahwa pelibatan TNI bertujuan untuk memberikan materi soal kedisiplinan.
"Kita minta bantuan TNI dalam hari ini untuk membantu kedisiplinan, untuk membuat jadwal yang bagaimana retret-retret yang sudah kita lakukan," kata Gus Ipul usai membuka acara retret, Selasa 17 Juni 2025.
Gus Ipul mengaku bahwa pelaksanaan retret Kepala Sekolah Rakyat sedikitnya mencontek konsep retret menteri dan kepala daerah.
Termasuk juga dalam penggunaan seragam PDL sipil berupa setelan kemeja safari lengkap dengan topi serta sepatu boot.
"Jadi kita mengambil yang baik dari apa yang sudah dilakukan, baik itu retreat untuk kepala menteri maupun juga kepala daerah. Jadi manfaatnya besar itu nanti," katanya.
Adapun mengenai materi pembekalan, Mensos menjelaskan pihaknya menggandeng banyak pihak untuk menjadi narasumber, mulai dari TNI, Kemendikdasmen, Kementerian Agama, KemenPPA, KPAI, hingga Kementerian HAM
"Ini berlangsung lima hari, nanti ada banyak materi. Ada juga kami minta bantuan TNI, dalam hal ini untuk membantu kedisiplinan, untuk membuat jadwal sebagaimana retret-retret yang sudah kami lakukan," ucap Gus Ipul.
Baca Juga: Kemensos Gelar Retreat Untuk 53 Kepala Sekolah Rakyat, Permintaan Prabowo?
Setelah mengikuti pembekalan selama lima hari, 53 kepala sekolah tersebut akan kembali ke lokasi asal masing-masing yang sekaligus pula menjadi lokasi penempatan tugas mereka.
Mensos menambahkan mereka akan dilibatkan dalam proses persiapan menuju acara pembukaan Sekolah Rakyat yang diperkirakan akan memanggil para siswa dan memulai pembelajaran secara serentak pada tanggal 14 Juli 2025 untuk tahap 1A.
Pembelajaran Sekolah Rakyat tahap 1A itu direncanakan di 63 titik sekolah yang gedungnya telah siap.
Sementara itu, 37 titik sekolah lainnya baru akan dilaksanakan pada ditahap 1B yang direncanakan pada sekitar bulan Agustus-September 2025. Sehingga, akan ada 100 titik Sekolah Rakyat yang dibuka selama 2025 ini.
TNI Ikut Mengajar di Sekolah Rakyat
Pelibatan aparat itu juga nantinya akan dilakukan dalam proses pendidikan disiplin para siswa Sekolah Rakyat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua tim formatur Sekolah Rakyat Prof M Nuh, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan bahwa tujuan pelibatan aparat itu untuk melatih kedisiplinan para siswa.
Namun, Nuh menegaskan kalau tidak akan ada unsur militerisme dalam pendidikan di Sekolah Rakyat
"Dikasih baris-berbaris. Bukan arah militer, yang kita ambil itu kedisiplinan," kata Nuh ditemui di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu 11 Juni 2025.
Menurutnya, pelibatan TNI dan Polri telah dinilai tepat untuk mengajarkan disiplin dan baris berbaris itu. Selain itu juga bertujuan untuk persiapan melatih fisik.
"Siapa yang bisa mengatur baris-berbaris? Yang paling bagus, yang sudah teruji, teman-teman, bapak-bapak dari TNI-Polisi, yang untuk kedisiplinan ini persiapan fisik. Kalau beliau suruh lari, paling setengah kilo sudah selesai," ujarnya.
"Bukan pendekatan militerisasinya, bukan. Tapi kedisiplinan, kerapian, ya itu penting " tegas Nuh.
Terkait dengan sistem pendidikan secara umum, dia menuturkan bahwa sistemnya mengadopsi penuh kebijakan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).
Hanya saja, karena Sekolah Rakyat dibuat boarding school atau berasrama, maka akan ada penambahan pembelajaran yang berkaitan dengan cinta tanah air hingga sosialisasi bermasyarakat.
"Ada lagi yang malam hari, boarding-nya, yaitu tentang kecintaan terhadap tanah air, persahabatan, dan seterusnya. Itu kita siapkan tersendiri. Itu Alhamdulillah semuanya on progress," ujar Nuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Riwayat Pendidikan Gibran di KPU Jadi Sorotan, Masa SMA Ditempuh 5 Tahun
-
Korupsi Kuota Haji: KPK Endus Aliran Duit Haram Sampai ke Meja Dirjen, Hilman Latief Dicecar 11 Jam
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta