Mereka melaporkan bahwa Iran telah melakukan pelanggaran berat dengan masih meluncurkan rudal setelah gencatan senjata efektif berlaku.
Menurut IDF, dua rudal Iran ditembakkan hingga memicu sirene peringatan di wilayah utara Israel, sebuah tindakan yang dianggap sebagai provokasi langsung.
Merespons dugaan pelanggaran ini, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengambil sikap keras.
Ia menyatakan tidak akan tinggal diam dan bersumpah akan membalas. Katz menyatakan akan "menanggapi dengan serius pelanggaran yang dilakukan Iran".
Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa jet-jet tempur Israel sudah dalam posisi siaga.
Bantahan Keras dari Teheran
Di sisi lain, Iran dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut. Staf umum militer Teheran menegaskan bahwa mereka mematuhi kesepakatan dan tidak menembakkan satu pun rudal ke Israel setelah jam gencatan senjata berlaku.
Media pemerintah Iran, Mehr News, mendukung bantahan ini. Mereka melaporkan bahwa serangan rudal terakhir yang dilancarkan Iran ke Israel terjadi beberapa jam sebelum gencatan senjata dimulai pada pukul 11.00 waktu setempat.
Serangan terakhir itu, menurut laporan tersebut, melibatkan sekitar 20 rudal dan merupakan bagian dari aksi sebelum kesepakatan damai sementara itu aktif.
Baca Juga: Serangan AS ke Iran Bisa Picu Aksi Radikalisme, Indonesia Diminta Waspada!
Trump merasa Dikhianati Netanyahu
Langit Teheran diguncang dua ledakan misterius pada Selasa malam, hanya beberapa saat setelah kesepakatan gencatan senjata yang rapuh antara Iran dan Israel diumumkan.
Insiden ini sontak memicu gempa politik yang berpusat di Washington, di mana Presiden AS Donald Trump dilaporkan murka dan merasa dikhianati oleh sekutu terdekatnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Saluran berita peradilan Iran, Mizan, bersama surat kabar Shargh menjadi yang pertama melaporkan insiden tersebut, menyebarkan gelombang kejutan ke seluruh kawasan yang baru saja mulai bernapas lega.
Ledakan tersebut seolah menjadi penanda bahwa perdamaian yang digagas dengan susah payah oleh AS mungkin hanya berumur beberapa jam.
Krisis ini dengan cepat bereskalasi menjadi drama personal tingkat tinggi antara dua pemimpin dunia. Terungkap bahwa di balik layar, terjadi percakapan telepon yang sangat tegang antara Trump dan Netanyahu.
Berita Terkait
-
Serangan AS ke Iran Bisa Picu Aksi Radikalisme, Indonesia Diminta Waspada!
-
Dituding Punya Senjata Nuklir, Dubes Iran: Jika Punya Bom Nuklir Israel Tak Mungkin Berani Menyerang
-
Dubes Iran di Indonesia: Kami Selalu Targetkan Militer Israel, Bukan Warga Sipil
-
Arie Untung Ingatkan Bahaya Senjata Nuklir Kalau Konflik Iran dan Israel Picu Perang Dunia 3
-
Kondisi Kevin Diks Terjebak di Tengah Perang Serangan Iran ke Qatar
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Kaesang Lantik Pengurus Baru PSI Malam Ini, Jokowi Bakal Jadi Ketua Dewan Pembina?
-
Bela Aksi Walk Out Rocky Gerung, Mahfud MD Kritik Talkshow TV: Forum Brutal, Pertontonkan Kekerasan!
-
Bukan Barak Militer, Orang Tua di Jakarta Boleh Bawa Anak Hobi Tawuran ke Panti Sosial untuk Dibina
-
Menyerahkan Diri, Penyesalan Wisman usai Renggut Nyawa Istri: Emosi Sesaat saat Ribut di Rumah!
-
Masalah Patok Kasus Sengketa Lahan Disoal di Sidang, Begini Pengakuan Saksi
-
5 Fakta Polemik Pembangunan Holyland di Karanganyar, Rumah Ibadah Jadi Sengketa?
-
Presiden Prabowo akan Fungsikan IKN Jadi Ibu Kota Politik, Apa Artinya?
-
Bacok Pedagang Sayur saat Pagi Buta, Aksi Komplotan Begal Sadis di Cakung Jaktim Viral!
-
Pramono Sebut Pengemis hingga Manusia Silver Betah di Panti Sosial: Seperti Rumah
-
KPK Berencana Terbitkan Sprindik Umum dalam Kasus Korupsi PMT untuk Hindari Praperadilan