Dinamika geopolitik global yang sangat fluktuatif, seperti persaingan kekuatan besar, konflik regional, hingga disrupsi rantai pasok global, merupakan ancaman nyata yang harus diantisipasi secara cermat.
Ia mengingatkan, tidak ada satu pun negara di dunia, termasuk Indonesia, yang bisa melepaskan diri dari pengaruh konstelasi politik dan ekonomi global. Oleh karena itu, kewaspadaan nasional menjadi harga mati.
"Tentu sebagai bangsa tidak ada satu kebijakan atau situasi yang tidak bisa dilepaskan dari konteks geopolitik global. Dan karena itu kita harus tetap memiliki kewaspadaan nasional atas situasi geopolitik global saat ini," ucap Ace dengan tegas.
Kewaspadaan ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan-kebijakan strategis yang adaptif dan mampu memitigasi risiko eksternal.
Forum seminar yang digelar Lemhannas sendiri menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam membedah tantangan ini.
Kehadiran tokoh dari berbagai latar belakang—ulama, pengusaha, dan ekonom—menunjukkan adanya kebutuhan akan pandangan holistik dalam merumuskan strategi ketahanan bangsa.
Ace menambahkan, masukan dari para narasumber dalam seminar tersebut semakin menguatkan argumennya.
Ketidakpastian global terbukti sangat memengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh para pembuat kebijakan di tanah air, mulai dari kebijakan moneter, fiskal, hingga perdagangan.
"Tadi juga diingatkan oleh para narasumber bahwa ketidakpastian global ini tentu mempengaruhi terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pelaku kebijakan di Indonesia. Dan karena itu kita tetap harus percaya diri di tengah situasi ketidakpastian tersebut," katanya.
Baca Juga: Hadapi Ketidakpastian Global, Lemhanas: Kita Butuh Daya Tahan Sistemis
Berita Terkait
-
Hadapi Ketidakpastian Global, Lemhanas: Kita Butuh Daya Tahan Sistemis
-
Trump Klaim Dirinya Cegah Perang Dunia III, Kecam Zelensky "Diktator"
-
Serangan Siber Jadi Ancaman Pilkada 2024, Lemhannas Soroti Keamanan Data
-
Ace Hasan Ikut Hadiri Pembekalan Di Hambalang, Bakal Jadi Gubernur Lemhannas?
-
Pimpinan Komisi VIII DPR Minta Imbauan Azan Diganti Running Text saat Misa Paus Fransiskus Tak Perlu Diperdebatkan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa