Suara.com - Peran sebagai wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia ternyata bukan sekadar jabatan terhormat, melainkan sebuah medan perjuangan yang kompleks.
Hal ini diungkapkan oleh mantan anggota DPR RI, Tantowi Yahya, dalam sebuah podcast Helmy Yahya Bicara di YouTube yang menyoroti seluk-beluk dunia legislatif.
Menurutnya, menjadi legislator di Tanah Air membutuhkan "seni" tersendiri dalam menyeimbangkan dua kepentingan yang seringkali bertolak belakang.
Tantowi Yahya, yang memiliki pengalaman dua periode di Senayan sebelum menjabat Duta Besar, secara lugas menyatakan, "Jadi anggota DPR di Indonesia itu sangat sulit."
Kesulitan ini, jelasnya, muncul karena anggota dewan harus menghadapi tuntutan ganda: "Karena kita harus mewakili dua kelompok suara, satu suara rakyat yang memilih kita, satu suara partai yang mengusung kita."
Dalam praktiknya, Tantowi menyoroti adanya kecenderungan di mana "seringkali suara partai itu lebih kencang daripada suara rakyat."
Fenomena ini menciptakan dilema etis dan politis bagi setiap anggota dewan, yang dituntut untuk loyal kepada konstituen sekaligus patuh pada garis kebijakan partai.
Perbandingan menarik ia sampaikan dengan sistem legislatif di Selandia Baru. Di negara tersebut, ketika seseorang terpilih menjadi anggota dewan, fokus utama mereka adalah memperjuangkan kepentingan rakyat yang memilih mereka.
"Di New Zealand, ketika dia menjadi anggota dewan, dia hanya memperjuangkan suara rakyat yang memilih dia," ujar Tantowi.
Baca Juga: Tantowi Yahya Singgung Kenaikan Gaji Hakim hingga 280 Persen: Kalau Rakus, Tetap akan Nyolong
Hal ini, menurutnya, menjadikan mereka benar-benar seorang "wakil rakyat."
Kontras dengan itu, di Indonesia, anggota DPR harus memainkan "seni perimbangan". Tantowi menjelaskan, "Itu seni perimbangan, bagaimana kita membela rakyat, tapi juga bagaimana kita mengikuti arahan partai."
Konsekuensi dari ketidakmampuan menyeimbangkan ini pun tidak main-main. Terlalu membela rakyat bisa berisiko tidak dicalonkan lagi oleh partai pada periode berikutnya.
Sebaliknya, terlalu memihak partai dapat menyebabkan anggota dewan kehilangan dukungan dan tidak terpilih kembali oleh rakyat.
Pernyataan Tantowi Yahya ini memberikan gambaran jujur tentang kompleksitas dan tantangan yang dihadapi para wakil rakyat di Indonesia.
Mereka tidak hanya dituntut untuk menjadi jembatan aspirasi masyarakat, tetapi juga harus menavigasi dinamika internal partai politik yang kerap kali memiliki agenda dan kepentingan tersendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
Terkini
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II