Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat ini kembali menjadi sorotan publik setelah mengganti nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan menjadi RSUD Welas Asih.
Sebagaimana diketahui, perubahan nama rumah sakit tersebut resmi tertuang dalam Peraturan Gubernur yang ditandatangani pada 19 Juni 2025.
Menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut, keputusan penggantian nama ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengangkat kearifan lokal, khususnya budaya Sunda, dalam institusi layanan publik.
Namun, rupanya terdapat pihak yang mempertanyakan motif di balik perubahan nama ini. Kritik tersebut datang dari warganet di dunia maya yang menuding Dedi Mulyadi melakukan tindakan yang mencerminkan islamophobia alias anti-Islam, atau setidaknya menjauhkan simbol-simbol keislaman dari ruang publik.
Mendapat kritik seperti itu, Dedi Mulyadi kemudian angkat bicara melalui video pendek yang diunggahnya di akun TikTok @dedimulyadiofficial.
Mulanya, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa para pengkritik tersebut mayoritas bukanlah warga Jawa Barat, melainkan berdomisili Jakarta. Ia pun menyinggung agar para pengkritik pindah menjadi warga Jawa Barat.
"Banyak sekali para pengamat, aktivis, nggak tau influencer, nggak tau buzzer, pokoknya mereka rata-rata memberikan kritik terhadap seluruh kebijakan yang diambil oleh Pemprov Jabar dan mereka itu rata-rata domisilinya di Jakarta. Artinya bahwa banyak sekali para pengamat, aktivis, nggak tau influencer, nggak tahu buzzer, mereka yang domisili di Jakarta begitu mencintai Jawa Barat. Mungkin mereka ingin pindah juga ke Jawa Barat agar bisa menjadi warganya," ucap Dedi Mulyadi.
Lelaki yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi tersebut kemudian menyinggung kritikan yang baru-baru ini diterimanya tentang penggantian nama Rumah Sakit Al Ihsan. Ia pun tahu jika dirinya dituding sebagai orang yang anti-Islam.
"Dan hari ini yang paling ramai dibicarakan mereka dan dikritisi, bahkan saya dianggap sebagai orang yang anti islam, ini menarik banget, itu adalah tentang perubahan nama rumah sakit dari Rumah Sakit Al Ihsan menjadi Rumah Sakit Welas Asih," tambah Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Ganti Nama Rumah Sakit Al Ihsan Jadi Welas Asih, Dedi Mulyadi Diserbu Tuduhan Anti-Islam
Padahal, menurut Dedi Mulyadi, kedua nama tersebut sama-sama melambangkan kebaikan.
"Al Ihsan kalau di bahasa kita kan artinya kebaikan. Welas Asih kalau di bahasa Arabkan, Ar Rahman, Ar Rahim," jelas Dedi Mulyadi.
Ia tak hanya ingin mengubah nama rumah sakit tersebut tanpa adanya perubahan dari dalam. Dedi Mulyadi pun menyinggung jika fasilitas kesehatan itu harus memberikan pelayanan yang baik.
"Nah tentunya auto kritik ini baik dan yang paling utama dari jajaran manajemen rumah sakit adalah meningkatkan layanannya menggunakan nama-nama yang indah, harus seiring dengan kualitas layanan yang lebih baik, apalagi menggunakan nama-nama yang sakral dan spiritual," imbuh Dedi Mulyadi lagi.
Dedi Mulyadi lantas menyebut bahwa dahulu Rumah Sakit Al Ihsan merupakan barang bukti yang dikembalikan dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh Yayasan Al Ihsan.
"Kualitas layanannya harus mencerminkan kesakralan dan kespiritualitasannya, tetapi ada yang lebih penting yang perlu saya sampaikan bahwa rumah sakit itu merupakan barang bukti yang dikembalikan berdasarkan putusan Mahkamah Agung tahun 2023. Barang bukti itu merupakan sitaan pengadilan atas kasus korupsi Yayasan Al Ihsan," jelas Dedi Mulyadi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Uang Pensiun DPR Digugat ke MK, Dasco: Apa pun Putusannya Kami Tak Berkeberatan
-
Akademisi Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Niat Baik, Eksekusi Bikin Masalah?
-
Fakta-Fakta Kecelakaan Maut Mobil HR-V di Tol Jagorawi, Pengemudi Tewas di Tempat
-
Sambil Mencontohkan, Panglima TNI Minta Prajurit Pasang Tatapan Tajam ke Prabowo saat HUT ke-80
-
BNI Xpora Cetak Prestasi, Raih SME Development Program of the Year dalam MECA 2025
-
9 Orang Positif Radioaktif CS-137 Cikande Dirawat di RS Fatmawati Jakarta, Begini Kondisinya!
-
Rocky Gerung: 'Hantu' Isu Lama Jokowi akan Terus Bayangi Pemerintahan Prabowo
-
Catat! Daftar Kereta Api yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Pada Jumat dan Perayaan HUT ke-80 TNI
-
"Minum Air Terasa Seperti Mimpi," Kisah Alfatih, Santri Terkubur 2 Malam di Reruntuhan Al Khoziny
-
Gubernur Pramono Putihkan 1.238 Ijazah, Habiskan Anggaran Rp4,13 Miliar