Suara.com - Etika dalam membuat konten di media sosial kembali dipertanyakan, setelah seorang advokat senior merasa dirugikan akibat fotonya digunakan tanpa izin untuk promosi sebuah klinik kecantikan di Jakarta.
Adalah Sepmi Safarina, yang fotonya dipakai oleh klinik kecantikan Nibelth yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan.
Dalam unggahan promosi di media sosial, pihak klinik mencatut foto Sepmi yang sedang berada di Polda Metro Jaya, padahal momen itu terjadi saat ia mendampingi kliennya—korban dari klinik kecantikan lain.
Fotonya diambil dari pemberitaan media, namun yang menjadi masalah adalah pemanfaatannya untuk konten iklan tanpa seizin Sepmi. Bahkan, konten tersebut dibumbui narasi yang mengarah pada kasus kecantikan gagal.
“Viral!! Operasi hidung gagal. Jangan salah memilih klinik ya beauties,” demikian bunyi kalimat yang menurut kuasa hukumnya, Tino Heidel Ampulembang, menjadi sumber kerugian bagi kliennya.
Dalam video itu, wajah Sepmi terlihat jelas berdiri di belakang kliennya. Hal ini membuat publik salah sangka dan mengira Sepmi terlibat sebagai bagian dari klinik Nibelth, bahkan diduga sebagai brand ambassador.
Padahal, Sepmi tidak pernah menerima izin atau imbalan apapun dari penggunaan gambar tersebut.
Hal itu ia sampaikan dalam wawancara ekslusif, bersama Suara.com, Selasa, 1 Juli 2025 lalu.
“Video itu sudah banyak yang lihat. Sudah ada ribuan kali ditonton. Walau hanya satu bulan saja di-upload. Setelah kami berikan somasi, video itu akhirnya dihapus. Tapi, setelah itu tidak ada itikad baik dari pemilik klinik tersebut,” jelas Tino ketika dihubungi melalui panggilan telepon.
Baca Juga: Nggak Perlu Nunggu Gajian, Ini Link Saldo DANA Kaget yang Bisa Dipakai di Klinik Kecantikan
Tino menambahkan, pihaknya sempat berkomunikasi dengan seseorang yang mengaku bernama Gatot, dari manajemen klinik.
Namun kemudian diketahui bahwa orang tersebut sebenarnya adalah Dr. Hartono, pemilik klinik itu sendiri.
“Sejak awal kami komunikasi dengan Gatot yang katanya manajemen itu. Belakangan kami tahu bahwa, orang itu ternyata bukan Gatot. Melainkan Dokter Hartono, pemilik klinik itu. Tapi kami minta pertanggungjawaban, tidak dilakukan sampai sekarang,” ujarnya.
Berbagai upaya telah ditempuh untuk bertemu langsung dengan pemilik klinik guna mencari penyelesaian. Salah satunya adalah dengan datang langsung ke lokasi klinik, namun pertemuan tersebut tak kunjung terealisasi.
“Tadi pagi kami mendatangi kliniknya. Kami bertemu dengan resepsionisnya. Dia mengatakan pemilik klinik itu tidak ada di tempat. Kami juga ingin menanyakan metode penyelesaian masalah ini seperti apa. Bagaimana dengan nama baik klien saya. Nama baiknya dipertaruhkan di sini,” katanya tegas.
Saat ini, pihak Sepmi meminta agar klinik Nibelth menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan mengevaluasi tim kontennya agar lebih berhati-hati. Selain itu, mereka menuntut pemulihan nama baik sebagai bentuk tanggung jawab.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog