Suara.com - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos selalu menjadi sorotan publik, karena etos kerjanya sebagai gubernur Perempuan.
Sherly bahkan menandai 100 hari masa kepemimpinannya dengan capaian konkret di berbagai bidang, Pendidikan, Kesehatan, Konektivitas dan Perlindungan Sosial.
Bukti kerja konkret ini membuat masyarakat Maluku Utara semakin mengakui bahwa Sherly adalah sosok pemimpin yang amanah.
Di balik kakinya yang kini terlihat berdiri tegak, Sherly rupanya harus melalui fase yang sulit, terutama saat memutuskan harus menggantikan posisi almarhum suaminya, Benny Laos.
“Ketika kejadian 12 Oktober itu, pilihannya adalah akan diskualifikasi jika tidak ada penggantinya dalam 7 hari,” ujar Sherly, dikutip dari youtube Kementerian Hukum RI, Rabu (9/7/25).
Sosok pendukung yang memberi semangat luar biasa rupanya adalah putra pertamanya, Edward.
“Saya kemudian bertanya ke anak saya yang paling gede, Edward, menurut dia saya harus maju, karena waktu itu dia juga ikut papinya turun untuk kampanye, melihat keadaan di lapangan,” cerita Sherly.
“Saya juga menolak untuk kalah, dan saya melihat langsung kehidupan di pulau-pulau itu, bagaimana ibu-ibu mau melahirkan, meninggal karena fasilitas yang kurang, saya merasa saya bisa membuat kehidupan mereka lebih baik,” tambahnya.
Sherly mengakui jika selama ini dirinya sebagai supporter terbaik untuk sang mendiang.
Baca Juga: Sekolah Swasta Gratis di Jakarta Tahun Ini? Gubernur Tunggu Perpres Prabowo
Apapun yang di cita-citakan suami, Sherly selalu mendukungnya.
Di balik tekad kuatnya mengabulkan cita-cita mendiang suaminya, Sherly hanya bisa berdoa agar selalu diberikan kekuatan.
“Selama ini saya tidak punya karier, saya ibu rumah tangga, saya mendukung apapun cita-cita suami, apapun mimpi suami. Nah ketika suami tidak ada, saya kehilangan tujuan, saya menjadikan cita-cita almarhum sebagai tujuan jangka pendek saat ini,” ucapnya.
“Saya cuman bisa berdoa setiap hari, anak-anak juga mendampingi saya, saudara saya, saudara almarhum semua mendampingi saya,” sambungnya.
Sherly mengakui jika pilihannya untuk terjun ke dunia politik ini sempat dicegah oleh beberapa temannya.
Bahkan, ibu kandungnya pun tidak setuju, lantaran menganggap dunia politik yang telah merenggut nyawa almarhum Benny terlalu menyeramkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
Terkini
-
Bukan Nekat! Ini Rangkaian Persiapan Sang Ibu Sebelum Biarkan Hafitar Naik KRL Sendirian
-
Lampu Hijau dari Balai Kota, Reuni 212 di Monas Sudah Kantongi Izin Pramono Anung
-
Sah! DPR Sepakati 7 Nama Calon Anggota Komisi Yudisial yang Baru di Paripurna, Ini Daftar Namanya
-
Dari Gundih Hingga Tambakrejo, Keberhasilan Kampung Pancasila Surabaya Tuai Apresiasi Nasional
-
Nilai Matematika TKA 2025 Jeblok, JPPI: Bukan Salah Guru, Ini Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan
-
Viral Bocah SD Berangkat Sekolah Naik KRL dari Tangerang ke Jakarta Timur, Ternyata Ini Alasannya
-
Tok! DPR Sahkan RUU Pengelolaan Ruang Udara Menjadi Undang-Undang, Apa Substansi Krusialnya?
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
FSP 2025: Sinema sebagai Jembatan Diplomasi 75 Tahun RI-Prancis
-
Jawab Kritik Soleh Solihun Terkait Rotasi Dadakan PNS Jakarta, Begini Respons Rano Karno