Suara.com - Pendakian je Gunung Rinjani yang berubah menjadi tragedi baru-baru ini terus menyita perhatian publik usai Juliana Marins, wisatawan asal Brasil dilaporkan jatuh ke jurang pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Saat itu, wanita 26 tahun tersebut memang melakukan pendakian bersama rombongan wisatawan asing dan seorang pemandu lokal bernama Ali Musthofa.
Kejadian ini menimbulkan banyak pertanyaan dari warganet, terlebih banyak spekulasi beredar jika, Juliana Marins ditinggalkan sendirian beristirahat oleh pemandu lokal yang sebelumnya menemaninya.
Dalam podcast bersama Denny Sumargo yang tayang Rabu (9/7), Ali Musthofa akhirnya angkat bicara secara terbuka dan menjelaskan kronologi kejadian secara rinci.
Awal Pendakian: Juliana Marins Pendaki Pemula
Juliana Marins diketahui ikut dalam paket pendakian 3 hari 2 malam bersama enam pendaki asing lainnya. Ali Musthofa mengungkap saat itu, ia justru paling dekat dengan Juliana Marins selama perjalanan.
“Saya itu paling akrab sama Juliana ini sebenarnya. Saya sempat dengerin musik bareng dia, dia senang sekali kemarin,” ujar Ali Musthofa seperti Suara.com rangkum pada Kamis (10/7/2025).
Dari perbuncangan dengan Ali Musthofa juga diketahui, jika Juliana Marins ternyata baru pertama kali mendaki, dan langsung memilih Gunung Rinjani sebagai destinasinya. Ia tak banyak mengambil foto, justru lebih menikmati momen dengan berjoget sambil mendengarkan musik.
Summit Attack: Jalur Curam, Fisik Juliana Marins Drop
Baca Juga: Profil Ali Musthofa Pemandu Juliana Marins, Pertama Kali Mendaki Rinjani Kelas 5 SD
Perjalanan yang awalnya berjalan lancar, mulai mendapatkan masalah ketika rombongan mulai melakukan pendakian menuju puncak dimulai pukul 3 pagi, dari tempat mereka berkemah di Pelawangan.
Menurut Ali Musthofa, jalur ke puncak memiliki tiga bagian, dan kecelakaan terjadi di jalur kedua yang cukup lebar namun diapit jurang. Ia juga menjelaskan bahwa Juliana sejak awal terlihat paling lambat dan paling ke belakang dalam kelompok.
“Setelah track yang pertama, di bawah punggungan, saya lihat fisik Juliana sudah lemah. Dia sampai rebahan, ngos-ngosan,” kata Ali Musthofa.
“Saya sempat bercanda, ‘Gimana nih Juliana? Mau diam di sini atau balik?’ Tapi dia tetap ingin lanjut,” tambahnya.
Saat itu, Juliana Marins yang selalu berjalan paling buntut, memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan.
Juliana Marins Meminta Istirahat
Setelah mencapai titik aman di jalur kedua, Juliana Marins meminta untuk istirahat sejenak. Ali Musthofa, sebagai pemandu yang berada paling di belakang untuk menjaga rombingannya pun mengizinkan.
Namun, saat itu kata Ali Musthofa, ia memutuskan mengecek kondisi lima pendaki lainnya yang sudah jauh di depan. Sebab, berjarak 5 menit dari tempat Juliana Marins istirahat, memang ada tempat yang lebih layak.
“Saya bilang ke Juliana, ‘You can wait here, I just wanna catch them... I’m gonna wait you there’,” kata Ali Musthofa.
Setelah 30 menit menunggu di tempat beristirahat tersebut, Juliana Marins tak kunjung menyusul. Ali Musthofa pun kembali ke lokasi istirahat sebelumnya pada pukul 5.30 pagi, namun tamunya itu sudah tidak ada.
Yang tersisa hanyalah satu trekking pole berjarak tiga meter yang sudah jatuh dan cahaya senter yang terlihat sekitar 150 meter di bawah.
Panik dan Tanggung Jawab: Ali Musthofa Turun Tebing Demi Juliana
Mengetahui Juliana Marins jatuh, Ali Musthofa segera mengambil tasnya dan mencari sinyal untuk menghubungi pihak operator.
Ia mencoba berkomunikasi dengan Juliana Marins dari atas jurang, dan sempat mendengar teriakan "Help me."
Ali Musthofa pun tak pernah meninggalkan Juliana Marins di tempat terakhir mereka berpisah, bahkan terus memberikan semangat untuk tamunya tersebut agar tetap menunggu penyelamatan dan tidak bergerak ke mana pun agar tidak semakin terperosok.
Tali penyelamat baru tiba dari Sembalun sekitar pukul 2 siang. Ali Musthofa menjadi orang pertama yang turun, namun tak berhasil menjangkau Juliana Marins karena posisinya yang sangat dalam dan medan berbahaya.
Selama turun, Ali Musthofa terus berteriak berharap Juliana Marins dapat merespon. Namun saat itu tak terdengar suara apapun dari wanita tersebut hingga dirinya berpikir bahwa Juliana Marins pingsan atau bahkan meninggal dunia.
Meski tidak memiliki pengalaman turun tebing, Ali Musthofa juga memberanikan diri untuk melakukan penyelamatan.
“Saya gak pernah turun tebing. Naik pohon saja saya gak berani. Tapi karena ini tamu saya, saya harus kasih yang terbaik,” kata dia.
Harapan dan Ketegangan: Juliana Marins Masih Hidup
Saat kabut mulai menipis menjelang sore, Juliana Marins, kata Ali Musthofa ternyata terlihat masih hidup karena sempat bergerak. Namun posisinya makin bergeser ke bawah karena diduga ia berusaha naik sendiri di medan pasir yang rapuh.
“Dia mencoba naik, mungkin karena panik. Tapi karena pasir, makin dia naik, makin turun posisinya,” ujar Ali Musthofa.
Tim SAR gabungan akhirnya tiba sekitar pukul 7 malam. Tapi karena kondisi semakin gelap dan medan sulit, upaya penyelamatan saat itu sangat terbatas.
Ali Musthofa bercerita dengan perasaan haru dan rasa tanggung jawab yang besar atas musibah tersebut.
“Deg-degan banget, semua badan saya gemetaran. Tapi saya harus turun, saya ingin berikan pertolongan pertama ke Juliana,” katanya lagi.
Cerita yang disampaikan Ali Musthofa di podcast Denny Sumargo menjawab banyak spekulasi yang beredar. Ia bukan hanya menjadi saksi, tetapi juga sosok yang menunjukkan tanggung jawab dan empati tinggi, bahkan di luar batas kemampuannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah
-
Curiga Ditunggangi, Wawali Blitar Elim Tyu Samba Bantah Lakukan Penipuan: Gak Masuk Akal!
-
Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Tengah Sudah Sasar 5.750.525 Penerima Manfaat
-
2 Anak di Pasar Rebo Disekap Ayah Kandung, Aksi Penyelamatan Korban Berlangsung Dramatis!
-
Prabowo Bicara MBG Rp 10 Ribu Pakai Ayam dan Telur, Pedagang Pasar Lembang Ungkap Realitanya
-
Diduga Ngutang saat Maju Pilkada, Wawali Blitar Elim Tyu Samba Dipolisikan Pengusaha Makassar
-
6 Mahasiswa Unud Dapat Sanksi Usai Bully Korban Bunuh Diri, Minta Maaf di Media Sosial
-
Kadiv Propam Minta Maaf Akui Kekurangan Polri, Janji Berbenah Total
-
Kadiv Propam Polri Sampaikan Permohonan Maaf Terbuka ke Publik
-
Ngobrol Santai Bareng Para Duta Besar, Menpar Bicara Peningkatan Turis dan Kualitas Pariwisata