Suara.com - Aneka permainan tradisional akan turut dihadirkan saat perayaan Hari Anak Nasional 2025 pada 23 Juli mendatang.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyebutkan kalau mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak masa kini menjadi satu strategi agar mereka tidak makin kecanduan gadget.
Dia mengatakan kalau salah satu dampak buruk pada anak yang kecanduan gadget ialah risiko tindakan kekerasan.
"Berdasarkan hasil analisa internal kami salah satu penyebab kekerasan yang dialami ataupun dilakukan oleh anak-anak adalah satu pola asuh, kedua adalah kecanduan gadet, yang ketiga faktor hubungan. Nah salah satu solusi yang kami lakukan bagi anak-anak ini tidak terfokus kepada gadget adalah permainan tradisional," ujar Arifah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Tujuan dari diangkatnya permainan tradisional berbasis kearifan lokal itu untuk meminimalkan anak-anak mengalami ketergantungan terhadap gawai.
"Kami berharap dengan permainan tradisional ini bisa mengalihkan perhatian anak-anak tidak lagi terlalu fokus terlalu banyak kepada penggunaan gawai," kata dia.
Selain "menghidupkan" kembali permainan tradisional, perayaan hari anak nasional tahun ini juga akan dimeriahkan dengan menyanyikan lagu-lagu nasional dan daerah.
Meski demikian, Arifah mengeluh rupanya banyak anak-anak tidak hafal dengan beberapa lagu nasional yang sebenarnya cukup populer.
"Ketika kita datang ke beberapa daerah ada anak-anak, kemudian saya tanya untuk menyanyikan lagu Halo-Halo Bandung, ternyata banyak yang tidak hafal. Apalagi lagu Berkibar Benderaku," kata dia.
Baca Juga: Perbedaan Hari Anak Sedunia, Hari Anak Internasional dan Hari Anak Nasional
"Maka salah satu inisiasi dari kami adalah selama peringatan Hari Anak Nasional ini berjalan, lagu-lagu nasional, lagu-lagu daerah akan kita kumandangkan bersama-sama," katanya menambahkan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 tercatat kalau 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler. Sementara 35,57 persen lainnya sudah mengakses internet.
Apabila dirinci per kelompok usianya, maka terdapat 5,88 persen anak di bawah usia 1 tahun yang sudah menggunakan gadget.
Kemudian, terdapat 37,02 persen anak usia 1-4 tahun dan 58,25 persen anak usia 5-6 tahun yang menggunakan telepon genggam, sedangkan 33,80 persen anak usia 1-4 tahun dan 51,19 persen yang berusia 5-6 tahun tercatat telah mengakses internet.
Bahkan, di wilayah tertinggal, anak usia 13–14 tahun sudah kecanduan mengakses media sosial.
Menurut data UNICEF, setiap setengah detik seorang anak di dunia mengakses internet untuk pertama kalinya.
Berita Terkait
-
Menteri Arifah Minta Pemda Gratiskan Transportasi Umum Bagi Anak-anak Saat Perayaan HAN
-
Lestarikan Permainan Kuno! SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar Krida Saka Budaya
-
Kenalan Dengan Komunitas Traditional Games Returns: Ajak Anak Lestarikan Mainan Tradisional
-
Mendikdasmen Peringatkan Orang Tua Bahaya Gadget untuk Anak: Bikin Mager
-
Perbedaan Hari Anak Sedunia, Hari Anak Internasional dan Hari Anak Nasional
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri