Langkah Jokowi ini mengingatkan publik pada strategi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi figur sentral dan berhasil membesarkan Partai Demokrat.
Analis melihat adanya paralel, di mana PSI sangat membutuhkan figur kuat seperti Jokowi untuk memberikan dampak elektoral yang masif.
Jokowi tampaknya tidak main-main. Ia tidak hanya memberi dukungan moral, tetapi juga cetak biru (blueprint) yang jelas untuk PSI:
Strukturisasi Mesin Partai: Jokowi berpesan agar struktur partai diselesaikan hingga ke tingkat desa paling lambat akhir 2027.
Target Agresif 2029: Ia memprediksi PSI bisa melipatgandakan perolehan kursi legislatif hingga tiga kali lipat pada Pemilu 2029, dengan syarat perencanaan yang matang dimulai dari sekarang.
Visi Jangka Panjang: Jokowi bahkan punya feeling bahwa PSI akan menjadi partai yang benar-benar besar dan kuat pada tahun 2034.
Ini bukan sekadar wacana. Ini adalah arahan strategis dari seorang politisi berpengalaman yang tahu persis bagaimana cara kerja mesin politik di lapangan.
Peta Jalan Politik Jokowi Menuju 2029
Dukungan penuh Jokowi pada PSI yang kini dipimpin Kaesang adalah sebuah manuver politik jangka panjang yang sangat diperhitungkan.
Baca Juga: Hotman Blak-blakan Dukung Revisi KUHAP: Pengacara Cuma Jadi Patung, Lihat Saja Pengacara Jokowi!
Ini bukan lagi tentang Jokowi sebagai individu, tetapi tentang membangun sebuah warisan (legacy) politik baru melalui kendaraan yang lebih segar dan bisa ia bentuk.
Beberapa skenario yang mungkin terjadi:
Menjadi King Maker: Tanpa harus memegang jabatan resmi di PSI, pengaruh dan arahan Jokowi akan menjadi penentu arah kebijakan partai.
Membangun Dinasti Politik: Langkah ini memperkuat posisi politik keluarga Jokowi, dengan Gibran di kursi wakil presiden dan Kaesang menakhodai partai yang didukung penuh olehnya.
Mengamankan Pengaruh: Dengan 'kendaraan' politik sendiri, Jokowi dapat memastikan pengaruhnya tetap relevan dan kebijakannya di masa lalu terus terjaga pasca-lengser.
Analis bahkan memprediksi bahwa Pemilu 2029 bisa menjadi ajang pertarungan antar 'anak mantan presiden', menjadikan aliansi Jokowi-PSI ini sebagai salah satu poros kekuatan utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
YLKI Desak Penyelesaian Masalah Stok dan Harga Beras di Pasaran
-
Eks Stafsus Jokowi Wafat: Ini Sepak Terjang hingga Karier Politik Arif Budimanta
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern