Suara.com - Pengakuan mengejutkan dari pendiri Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie yang membuka tabir strategi politik tingkat tinggi.
Ia mengungkapkan pernah meminta Grace Natalie 'menangis sekencang-kencangnya' di hadapan Presiden Jokowi.
Lobi emosional ini bukan tanpa alasan, melainkan sebuah kalkulasi dingin demi memastikan kelangsungan hidup partai yang diprediksi tak akan lolos ke Senayan jika tidak 'berdarah Jokowi'.
Pengakuan Jeffrie tersebut seolah menunjukan bahwa ketergantungan PSI pada pesona keluarga Jokowi ini bukan langkah acak.
Pengamat politik dan komunikasi melihatnya sebagai strategi elektoral yang sangat terukur, meski menyisakan sejumlah catatan kritis.
Menurut pengamat politik Agung Baskoro, PSI secara sadar membutuhkan figur Jokowi dan keluarganya untuk mendongkrak peluang lolos ke parlemen.
"PSI butuh figur mereka secara elektoral sehingga peluang lolos ke senayan semakin besar. Dan saat ini figur yang paling kuat elektoralnya adalah Jokowi dan Keluarga Solo," ujar Agung kepada Suara.com, Senin (21/7/2025).
Agung menambahkan, selain popularitas yang tak terbantahkan, keluarga Jokowi juga memiliki keunggulan logistik yang krusial untuk bertarung dalam kontestasi politik nasional.
Namun, ia melihat strategi ini sebagai simbiosis mutualisme yang juga menguntungkan pihak Jokowi.
Baca Juga: Puji 'Intel Kaesang' di PSI yang Pilih Logo Gajah, Prabowo: Kok Bisa Baca Isi Hati Presiden?
"Keluarga pak Jokowi juga membutuhkan kendaraan politik pasca beliau tak lagi menjadi presiden dan keluarganya masih menempati pos-pos kekuasaan."
"Ini perlu terkonsolidasi agar kekuatan politik yang mereka miliki tidak berserakan," ucapnya.
Konsolidasi ini, menurut Agung, vital untuk menjaga pengaruh politik dan melanjutkan legasi kepemimpinan Jokowi.
Dari sudut pandang berbeda, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai manuver PSI ini sebagai bagian dari strategi komunikasi yang dibangun secara sistematis untuk membentuk citra.
“PSI ingin mengidentifikasi partainya identik dengan Joko Widodo. Posisioning ini sengaja dibenamkan ke benak khalayak agar PSI dapat diterima dan dijadikan idola oleh masyarakat,” terang Jamiluddin.
Ia menjelaskan bahwa PSI berharap 'efek Jokowi' akan menular secara signifikan ke partai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
Terkini
-
Roy Suryo Tuding KPU Otak Konspirasi Jahat, Siapkan 'Karpet Merah' Loloskan Gibran
-
Profil Ainul Yakin: Komisaris Transjakarta dan Ahli Menag yang Ancam 'Gorok Leher' Pengkritik Ulama
-
Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, ICJR: KUHAP Lemah, Kriminalisasi Makin Ganas!
-
Dokter Tifa Kuliti Gaya Pidato Rektor UGM di Depan Jokowi: Terlalu Genit, Ganjen, Tak Berwibawa!
-
KPK Bidik Rekan Hergun, Diduga Ikut Kecipratan Duit Panas Korupsi CSR BI-OJK, Siapa Dia?
-
Bau Busuk Ungkap ke Temuan Mengerikan di Bekasi: Kerangka Bayi Terkubur Berselimut Sweater!
-
Strategi Pemuda Mengubah Indonesia, Masuk Partai atau Pendidikan?
-
Tega Banget! Pria di Jagakarsa Maling di Rumah Tetangga, Begini Ending-nya usai Kain Sprei Copot
-
Serahkan Rp13,2 Triliun Uang Sitaan Kasus CPO, Komisi III Dorong Kejagung Buru Aset Koruptor Lain
-
Mengapa Aktivis Desak Jepang dan Korea Hentikan Impor Wood Pellet dari Indonesia?