Suara.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengambil tindakan tegas terhadap oknum penumpang yang melakukan pencurian fasilitas di dalam kereta cepat Whoosh.
Berkat rekaman pengawasan CCTV, pelaku yang dengan sengaja mengambil bantal kepala dari kursi penumpang berhasil diidentifikasi dan kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.
KCIC mengecam keras tindakan pencurian fasilitas Whoosh oleh oknum penumpang yang dengan sengaja melepas dan membawa bantal kepala dari kursi kereta Whoosh.
Kejadian terjadi pada Sabtu, 19 Juli 2025 pada Whoosh G1063 keberangkatan Stasiun Halim.
Setelah didapati adanya laporan kehilangan bantal pada kursi 8D dan 8F pada Kereta nomor 4, KCIC langsung membuka rekaman CCTV yang terpasang di rangkaian Whoosh.
Total terdapat 44 CCTV yang merekam setiap sisi kereta demi alasan keamanan dan keselematan perjalanan.
Berdasarkan rekaman terlihat ada seorang penumpang melepas bantal dari kursi 8D dan 8F tersebut dan memasukkannya ke dalam tas miliknya.
Pengecekan dilanjutkan pada CCTV yang terpasang di berbagai titik stasiun Whoosh. Terlihat pada pukul 21.00 pelaku melakukan gate in di Gate 1 Stasiun Halim, dan dari situlah diketahui data tiket serta identitas pelaku pencuri bantal.
GM Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan, KCIC menghimbau kepada seluruh pengguna Whoosh agar tidak melalukan tindakan perusakan, pencurian dan hal lain yang melanggar aturan, karena setiap kejadian dapat terungkap melalui pembuktian CCTV yang dipastikan lengkap terpasang dengan kondisi baik disejumlah area pelayanan.
Baca Juga: 32 Kali Perjalanan Kereta Cepat Terganggu Karena Benang Layangan
"Saat ini total terdapat 1.846 CCTV yang terpasang di seluruh layanan Whoosh. Mulai dari stasiun, rangkaian, jalur, depo, yang seluruhnya memantau setiap pergerakan penumpang, perjalanan Whoosh, dan berbagai objek asing yang mungkin menggangu keamanan dan keselamatan perjalanan," ungkap Eva dalam keterangannya keapda Suara.com, Selasa (22/7/2025).
Eva menuturkan tindakan melepas atau membawa fasilitas kereta seperti bantal kepala tidak hanya merusak properti publik, namun juga mengurangi kenyamanan penumpang lain serta menimbulkan kerugian finansial.
Untuk setiap penggantian unit bantal dan perawatan kursi akibat kerusakan tersebut, KCIC harus mengalokasikan kembali anggaran operasional yang seharusnya digunakan untuk peningkatan layanan.
"Perilaku tidak bertanggung jawab berupa pengrusakan dan pencurian fasilitas publik merugikan banyak pihak. KCIC terus berkomitmen untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang serta meningkatkan edukasi agar seluruh pengguna jasa dapat menjaga fasilitas publik bersama-sama," tutup Eva.
Berita Terkait
-
Whoosh Jadi Pilihan Transportasi Rombongan Retret Kepala Daerah ke Jatinangor
-
Lebih dari 60.000 Tiket Whoosh Ludes di Libur Idul Adha
-
Gara-Gara Layangan, Operasional Kereta Cepat Whoosh Sering Berhenti
-
Jakarta Diserbu Pemudik! Whoosh Catat Puncak Arus Balik Tertinggi Sepanjang Sejarah
-
Seperempat Juta Penumpang Gunakan Kereta Cepat Whoosh di Libur Lebaran, Tapi Bukan untuk Mudik
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
DPR Ikut Awasi Pemilihan Bacalon Dekan UI: Harus Bebas dari Intervensi Politik
-
KPK Periksa Biro Travel Haji di Yogyakarta, Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag
-
Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei: Yang Harus Dievaluasi Bukan Presiden, Tapi Metodologinya!
-
KPK Dalami Penganggaran dan Pengadaan Asam Formiat dalam Kasus Korupsi Pengolahan Karet Kementan
-
Jabodetabek Darurat Lingkungan, Menteri LH: Semua Sungai Tercemar!
-
Fadli Zon Umumkan Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Rilis Tanggal 14 Desember!
-
Murid SMP Kena Bully Gegara Salah Kirim Stiker, Menteri PPPA Soroti Kondisi Korban
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Bukan Lagi Isu, Hujan Mikroplastik Resmi Mengguyur Jakarta dan Sekitarnya
-
Heboh Dugaan Korupsi Rp237 M, Aliansi Santri Nusantara Desak KPK-Kejagung Tangkap Gus Yazid