Suara.com - Sulitnya mencari pekerjaan di dalam negeri jadi salah satu alasan utama banyak anak muda pilih bekerja di luar negeri. Namun, lantaran ingin cepat bisa bekerja di luar negeri, tak sedikit dari mereka memilih jalan pintas dengan menggunakan prosedur ilegal.
Kanit 2 Subdit III DIT Tindak Pidana PPPA dan PPO Bareskrim Polri, AKBP Berry, mengatakan prosedur ilegal itu menyebabkan seseorang rentan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Jadi berangkatnya melalui jalur-jalur tikus, jalur-jalur ilegal. Misalnya di wilayah Riau, di wilayah Batam, menyeberang tanpa dilengkapi dengan dokumen," kata Berry dalam diskusi publik 17 tahun LPSK di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Berdasarkan proses assessment, Bareskrim Polri menemukan kalau alasan para korban mau bekerja ke luar negeri karena tergiur gaji besar serta sulitnya mencari pekerjaan di dalam negeri.
"Mereka mau kerja di luar dengan gaji yang besar. Karena susah nyari kerja di sini, alasannya begitu semua, hampir seluruhnya," kata Berry.
Hal lain yang juga mengejutkan, kata Berry, kebanyakan korban TPPO itu saat ini juatru dari kalangan berpendidikan tinggi.
"Yang membuat kita kaget itu adalah sebagian besar warga negara kita ini adalah mereka yang berpendidikan. Banyak yang sudah S1, yang sudah berpendidikan, jarang yang tidak sekolah," tuturnya.
Temuan itu sejalan dengan data dari Kementerian Luar Negeri yang mencatat kalau korban TPPO saat ini didominasi oleh kelompok usia Gen Z.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha menyebutkan kalau beberapa korban bahkan ada yang berpendidikan S2.
Baca Juga: Kantor di Bogor-Bekasi, Jaringan Judol China-Kamboja Kantongi Rp20 M, Gaji Operatornya Bikin Melongo
Menurut Judha, perubahan karakteristik korban ini menunjukkan bahwa tantangan dalam menangani kasus TPPO tidak hanya menyangkut jumlah yang terus meningkat, tetapi juga kerumitan dalam penanganan kasusnya.
Berita Terkait
-
Kemlu: Korban TPPO di Luar Negeri Didominasi Gen Z, Banyak yang Terjebak Online Scam
-
Pablo Benua dan Istri Dilaporkan ke Bareskrim, Kasus Apa?
-
Gaji Menggiurkan Operator Judi Online, Rp10 Juta per Bulan di Balik Jaringan China-Kamboja?
-
Kantor di Bogor-Bekasi, Jaringan Judol China-Kamboja Kantongi Rp20 M, Gaji Operatornya Bikin Melongo
-
Sindikat Judol Jaringan KambojaChina Dibongkar Bareskrim Polri, 22 Tersangka Ditangkap
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Kronologi SKSG-SIL UI Digabung, Panen Protes dari Mahasiswa dan Akademisi
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!