Suara.com - Di tengah kobaran api konflik antara Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah atau PWI-LS dan Front Persaudaraan Islam (FPI) di Pemalang, satu nama mencuat sebagai motor penggerak perlawanan yakni KH Abbas Billy Yachsy, atau yang akrab disapa Gus Abbas.
Sosoknya yang tegas dan berani menantang narasi nasab Ba'Alawi yang selama ini dianggap mapan, memicu pertanyaan besar di kalangan publik terutama kalangan anak muda.
Siapakah sebenarnya Gus Abbas? Mengapa seorang kiai dari Cirebon bisa menjadi figur sentral dalam sebuah isu yang begitu sensitif dan berujung pada bentrokan fisik?
Jawabannya terletak pada garis keturunan, visi keagamaan, dan keberaniannya yang tak main-main.
Gus Abbas bukanlah figur yang muncul tiba-tiba.
Ia adalah cucu dari KH Abdullah Abbas, seorang ulama legendaris dan pahlawan nasional dari Pondok Pesantren Buntet, Cirebon.
Lebih dari itu, jika ditelusuri silsilahnya, Gus Abbas merupakan keturunan langsung dari Syekh Syarif Hidayatullah, atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, salah satu dari sembilan wali penyebar Islam di tanah Jawa (Walisongo).
Garis keturunan inilah yang menjadi salah satu fondasi legitimasi gerakannya.
Ia memposisikan dirinya bukan sekadar sebagai penentang, melainkan sebagai pewaris sah ajaran Walisongo yang merasa terpanggil untuk meluruskan apa yang ia anggap sebagai penyimpangan.
Baca Juga: Siapa Dalang Penyerangan di Ceramah Habib Rizieq? 5 Orang Terluka Sajam, Ini Tuntutan HRS
Baginya, ajaran Walisongo yang egaliter dan menyatu dengan budaya Nusantara terancam oleh "doktrin-doktrin yang tidak benar".
Dalam sebuah kesempatan, Gus Abbas secara vokal menyuarakan keresahannya terkait apa yang ia sebut sebagai ancaman terhadap nasionalisme.
Keresahan Gus Abbas tidak berhenti di ruang diskusi. Ia mewujudkannya dalam sebuah gerakan konkret dengan mendirikan dan memimpin PWI-LS.
Ormas yang dideklarasikan pada Oktober 2023 ini menjadi kendaraan perjuangannya untuk secara terbuka menentang klaim nasab Ba'Alawi.
Langkah-langkah yang diambil Gus Abbas bersama PWI-LS terbilang berani dan kontroversial:
Bagi para pengikutnya, Gus Abbas adalah seorang panglima yang gagah berani, seorang "cicit" Sunan Gunung Jati yang bangkit untuk menjaga warisan leluhurnya.
Berita Terkait
-
Siapa Dalang Penyerangan di Ceramah Habib Rizieq? 5 Orang Terluka Sajam, Ini Tuntutan HRS
-
Terlibat Bentrok dengan FPI, Ini Sikap Tegas NU terhadap Ormas PWI LS
-
Benarkah Ada Surat Perintah di Balik Aksi Tolak Habib Rizieq di Pemalang?
-
Siapa Sebenarnya PWI LS? Mengupas Ormas Penjaga Walisongo yang Berani Lawan FPI
-
Di Balik Bentrok FPI di Pemalang: Saat Polemik Nasab Ba'Alawi Tumpah ke Jalan
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
Terkini
-
Polisi: Mayoritas Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Diduga Tewas Akibat Lemas
-
Ibu Hamil Tewas Terjebak di Kebakaran Gedung Terra Drone
-
Kebakaran Gedung Terra Drone: Korban Tewas 20 Orang, Evakuasi Sulit di Lantai 6
-
Kebakaran Hebat di Cempaka Baru Jakpus, Korban Bertambah Jadi 20 Orang, Begini Kronologinya
-
Jakarta Bakal Dipantau 1.000 Kamera ETLE pada 2026, Sudah Siap Jadi Smart City?
-
Munas V IKAL Lemhannas Tetapkan Jenderal Dudung Jadi Ketum
-
BREAKING NEWS! Kebakaran Hebat di Cempaka Baru Jakpus, 7 Orang Tewas
-
Sri Sultan HB X: Melawan Korupsi Dimulai dari Perkelahian Batin Seorang Pejabat
-
Sinyal Kuat PAN: Pilkada Lewat DPRD Opsi Serius, Sebut Demokrasi Langsung Banyak Mudaratnya
-
Akademisi UGM Kritik Keras Kebijakan Pangan Prabowo-Gibran: Hukum dan HAM Diabaikan