Suara.com - Ketika nama Edi Sound viral sebagai 'Thomas Alva Edison'-nya dunia audio horeg, banyak yang mengira ia adalah satu-satunya pemain utama.
Namun, bagi para penggila sound system di Jawa, Edi Sound hanyalah puncak gunung es.
Di balik fenomena viral ini, terdapat sebuah 'universe' yang dihuni oleh para 'sultan' audio yakni pemilik dan peracik sound system raksasa yang sudah bertahun-tahun membangun reputasi, basis penggemar fanatik, dan kerajaan bisnisnya sendiri.
Mereka tidak hanya merakit audio, mereka menciptakan kultur.
Persaingan mereka di arena karnaval dan battle sound adalah adu gengsi, teknologi, dan seni yang sesungguhnya.
Lupakan sejenak Edi Sound, mari kenali lima 'Sultan Horeg' lain yang namanya sudah menjadi legenda di panggung audio lokal.
Siapa Saja Para 'Sultan Horeg'?
Dunia sound horeg di Indonesia, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah, adalah ekosistem yang sangat kompetitif.
Setiap daerah memiliki jagoannya sendiri, dengan karakter suara dan basis massa yang berbeda. Inilah lima nama terbesar yang wajib Anda ketahui.
Baca Juga: Menguak Asal Sound Horeg: Benarkah Ciptaan Sosok Thomas Alva Edisound Horeg?
1. Brewog Audio (Blitar): Sang Raja Clarity dan Power
Jika ada satu nama yang paling disegani di arena battle sound, itu adalah Brewog Audio.
Berbasis di Blitar, Jawa Timur, Brewog yang dipimpin oleh Mas Bre ini dianggap sebagai benchmark atau standar emas sound horeg modern.
Dikenal bukan hanya karena kekuatannya yang masif, tetapi karena kejernihan (clarity) suaranya yang luar biasa.
Di tengah dentuman bass yang mampu membuat tanah bergetar, setiap detail instrumen musik tetap terdengar jelas dan presisi.
Racikannya dianggap paling seimbang dan matang.
Langganan juara di berbagai event adu gengsi. Armada truknya yang megah dan profesionalisme timnya membuat Brewog Audio menjadi ikon kemapanan di industri ini.
Bagi banyak perakit pemula, sound Brewog adalah kiblat.
2. Riswanda Audio (Malang): Monster Bass dari Kota Apel
Dari Malang, muncul nama Riswanda Audio, sang penantang abadi yang memiliki karakter suara berbeda.
Jika Brewog adalah tentang keseimbangan, Riswanda adalah tentang kekuatan bass yang mentah dan mengintimidasi.
Terkenal dengan frekuensi sub-bass yang sangat rendah dan bertenaga.
Suaranya menciptakan getaran "gler" yang panjang dan dalam, memberikan sensasi fisik yang ekstrem bagi penonton. Inilah definisi sesungguhnya dari horeg yang "nendang di dada".
Memiliki basis penggemar super fanatik yang dikenal sebagai "Riswanda Mania". Kehadiran mereka di setiap acara selalu ditunggu-tunggu dan kerap menciptakan atmosfer layaknya pertandingan sepak bola.
3. Faskho Audio (Pati): Gelombang Horeg dari Pesisir Utara
Fenomena horeg bukanlah monopoli Jawa Timur.
Dari Pati, Jawa Tengah, Faskho Audio membuktikan bahwa pesisir utara juga memiliki taring yang tajam di dunia audio.
Membawa karakter sound "Pantura-an" yang unik. Racikannya seringkali terdengar lebih "galak" dan agresif. Faskho berani menabrak pakem-pakem audio yang ada dan menciptakan identitasnya sendiri.
Menjadi simbol kebangkitan sound system Jawa Tengah. Faskho berhasil membangun komunitas penggemar yang loyal dan membuktikan bahwa inovasi bisa datang dari mana saja.
4. 99 Audio Production (Jember): Sang Legenda dari Tapal Kuda
Di antara nama-nama besar, 99 Audio dari Jember adalah salah satu pemain senior yang sangat dihormati. Mereka adalah bukti bahwa konsistensi dan pengalaman adalah guru terbaik.
Dikenal dengan racikan yang sangat matang dan presisi. Tidak terlalu menonjolkan satu aspek, tetapi semua frekuensi (bass, mid, high) terdengar harmonis dan bertenaga. Kualitasnya yang stabil membuatnya menjadi pilihan utama untuk berbagai acara besar.
Dianggap sebagai salah satu sesepuh di industri sound horeg. Pengalaman panjang mereka membuat 99 Audio memiliki reputasi sebagai sound system yang "aman" dan "terjamin kualitasnya".
Di tengah persaingan para raksasa, muncul nama Strom Audio sebagai kuda hitam. Meskipun tergolong lebih baru, Strom berhasil mencuri perhatian dengan inovasi dan pendekatan yang segar.
Mereka tidak takut mencoba konfigurasi speaker yang tidak konvensional untuk mencari karakter suara yang unik.
Pendekatannya yang modern menarik bagi audiens yang lebih muda.
Sang game changer. Strom seringkali memberikan kejutan di arena battle sound dengan mengalahkan nama-nama yang lebih besar. Mereka adalah bukti bahwa di dunia horeg, inovasi bisa mengalahkan senioritas.
Persaingan di antara para 'Sultan Horeg' ini bukanlah sekadar tentang siapa yang paling keras. Ini adalah perlombaan inovasi.
Kemenangan Brewog mendorong Riswanda untuk meracik bass yang lebih baik. Kemunculan Faskho memaksa para pemain Jawa Timur untuk tidak berpuas diri.
Kompetisi inilah yang membuat kualitas sound system lokal terus meningkat dan melahirkan sebuah industri kreatif bernilai ratusan miliar rupiah.
Mereka telah mengubah hiburan hajatan kampung menjadi sebuah panggung pertunjukan teknologi audio yang megah dan membanggakan.
Fenomena sound horeg jauh lebih dalam dan berwarna daripada sekadar satu nama viral.
Di baliknya ada ekosistem yang hidup, dipenuhi oleh para inovator, seniman, dan pebisnis ulung seperti Brewog, Riswanda, Faskho, 99 Audio, dan Strom.
Mereka adalah para 'sultan' sejati yang karyanya tidak hanya menggetarkan tanah, tetapi juga menghidupkan ekonomi dan kultur lokal.
Dari kelima 'Sultan Horeg' di atas, mana yang jadi jagoanmu?
Atau mungkin ada nama besar lain dari daerahmu yang menurutmu pantas masuk dalam daftar ini?
Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Berita Terkait
-
Menguak Asal Sound Horeg: Benarkah Ciptaan Sosok Thomas Alva Edisound Horeg?
-
Bass Perontok Genteng, Sound Horeg Berasal dari Mana dan Siapa Penemu Pertamanya?
-
Kisah Perjalanan Edi Sound Horeg dari Kendang Hingga Konsol Mixer Speaker Penggetar Jiwa
-
Horeg Artinya Apa? Ini Makna Menurut Kamus Jawa Resmi, Ternyata Bukan Bahasa Gaul
-
Asal Usul Sound Horeg dan Sosok Pria Berjuluk 'Thomas Alva Edisound' di Baliknya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?