Suara.com - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menanggapi wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD yang kembali mencuat. Menurutnya, wacana tersebut tidak bisa serta-merta dianggap sebagai solusi dari tingginya biaya politik di Indonesia.
"Jangan sampai kita sederhanakan bahwa ini politiknya mahal. Ya sudah kembali ke DPRD, kan tidak seperti itu," ujar Bima dalam diskusi daring yang digelar Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Minggu (27/7/2025).
Bima menilai mahalnya ongkos politik tidak hanya soal mekanisme pemilihan langsung. Menurutnya, terdapat banyak dimensi yang perlu dipertimbangkan, salah satunya terkait lemahnya partai politik dalam melakukan kaderisasi.
Ia menyebut, alih-alih mengubah sistem pemilihan, yang perlu dilakukan justru memperkuat kelembagaan partai dan sistem pemilu secara menyeluruh.
“Problemnya tidak sesederhana cara memilih. Kita perlu mendesain sistem yang menyehatkan partai politik, baik dari segi kaderisasi maupun fungsi advokasi mereka di masyarakat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Bima juga menyambut positif wacana peningkatan bantuan dana politik untuk partai. Meski tidak populer di publik, menurutnya, wacana ini krusial demi mendorong demokrasi yang lebih sehat.
"Tetapi tentu ini bukan narasi yang populer hari ini. Jadi publik mencernanya bisa sangat salah seolah-olah partai politik ditambah uangnya, seolah-olah fokus partai menjadi lebih kaya, kan tidak seperti itu," ujar Bima.
Ia menekankan bahwa dana politik yang cukup dapat membantu partai fokus pada pendidikan politik, bukan semata-mata transaksi elektoral.
Wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD sendiri kembali ramai dibicarakan setelah diusulkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Baca Juga: Mimpi Cak Imin: Demokrasi Tak Harus Rumit
Dalam pidatonya di puncak Harlah ke-27 PKB, Cak Imin bahkan menyatakan telah menyampaikan usulan itu kepada Presiden Prabowo Subianto secara langsung.
"Kami juga telah menyampaikan kepada Bapak Presiden langsung, saatnya, pemilihan kepala daerah, dilakukan evaluasi total manfaat dan madorot-nya," kata Cak Imin.
"Kalau tidak ditunjuk pusat, maksimal pilkada dipilih DPRD di seluruh Tanah Air," imbuhnya dalam acara yang turut dihadiri Presiden Prabowo.
Berita Terkait
-
Pembelaan Aneh Anggota DPRD Banten, Iseng Lagi Zoom Saat Terciduk Main HP di Rapat Paripurna
-
Menelusuri Kasus Dana Hibah Jatim: KPK Periksa Anggota DPRD Kota Blitar
-
Benarkah Sistem Digital Atasi Praktik Jual Beli Kursi Sekolah? Ini Kata Ketua Komisi E DPRD DKI
-
Dorong PIK jadi Kawasan Mandiri Kelola Sampah, DPRD DKI: Agar Tak Bebani TPST Bantargebang
-
DPRD DKI Pertanyakan Kebijakan Pajak Padel di Jakarta: Apakah Tepat Diberlakukan Sekarang?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama
-
Di KTT ASEAN, Prabowo Ajak Negara Asia Jaga Persaingan Sehat demi Masa Depan Kawasan