Suara.com - Kebijakan hilirisasi tambang menjadi sorotan utama dalam diskusi publik bertajuk “Paradoks Hilirisasi: Dilema di Balik Janji Energi Bersih” yang diselenggarakan CORE Indonesia pada Rabu (16/7/2025) di CORE SightHUB, Jakarta Selatan.
Diskusi ini mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk mengevaluasi praktik hilirisasi di Indonesia yang selama ini digadang sebagai motor transformasi ekonomi nasional.
Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada di garis depan dalam upaya mengolah hasil tambang menjadi produk bernilai tambah di dalam negeri. Namun, di tengah semangat mendorong hilirisasi, muncul pula kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lingkungan dan tata kelola.
Direktur Riset CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, menyoroti hilirisasi bukan sekadar soal ekonomi, tetapi juga menyangkut tanggung jawab sosial dan lingkungan.
"Hilirisasi adalah peluang strategis bagi bangsa Indonesia, tetapi penerapan di sektor ini harus dibarengi dengan tanggung jawab terhadap tata kelola baik, lingkungan, dan masyarakat sekitar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, (19/7/2025).
Ia mencatat bahwa industri logam dasar di Sulawesi Tengah telah menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan jumlah tenaga kerja meningkat hampir empat kali lipat dalam tiga tahun. Namun, pertumbuhan tersebut harus diiringi oleh sistem yang adil dan transparan.
Dalam diskusi ini, Kepala SBU Mineral PT Sucofindo, Deddy Budiawan Sugianto, menjelaskan bagaimana BUMN seperti Sucofindo berperan penting dalam menjaga akuntabilitas hilirisasi.
Melalui jasa pemastiantermasuk verifikasi teknis, pengujian, serta penerbitan sertifikat mutu dan berat Sucofindo memastikan proses produksi memenuhi standar nasional dan internasional.
"Surveyor melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen, pelaksanaan, pengujian, dan pengawasan, serta penerbitan CoA dan CoW. Output-nya adalah LHP untuk domestik," kata Deddy.
Baca Juga: Konsisten Dorong Ekonomi Kerakyatan, Bank Mandiri Perkuat Dukungan terhadap Koperasi Merah Putih
Dani Setiawan dari Tim Sekretariat Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menambahkan bahwa hilirisasi adalah langkah transformasi struktural agar Indonesia tidak selamanya bergantung pada ekspor bahan mentah.
"Transformasi yang diperlukan adalah struktural agar ekspor kita tidak melulu bahan mentah, tetapi produk jadi," tegas Dani.
Ia juga mengingatkan bahwa komitmen Indonesia terhadap penurunan emisi harus terimplementasi secara nyata, tidak sekadar menjadi janji di atas kertas.
"Indonesia sedang berupaya mencapai 2nd NDC. Semua pembangunan harus dilengkapi dengan kerangka mencapai target penurunan emisi, terutama di industri. Ini perlu partisipasi publik yang luas supaya target ini tidak hanya di atas kertas, tetapi juga pada implementasinya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Update Dugaan Korupsi Kereta Cepat: Isu KPK Ogah Usut, Mark up Hingga US$ 52 Juta?
-
BJBR Catat Aset Rp215,9 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
-
Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Solid: Investasi Tembus Rp1.434 T, Konsumsi Tetap Kuat
-
Sentimen The Fed Tahan IHSG di Bawah Resistance 8180
-
Aceh Sedot Investasi Rp3,58 Triliun, Investor Lokal Merajai
-
Walhi Soroti Proyek Jalan Trans Halmahera yang Dinilai Berpihak Pada Korporasi Tambang Nikel
-
4 Fakta Motor Rusak Gegara Isi Pertalite di Jatim: Pertamina Rilis Hasil Investigasi
-
Viral Motor Brebet Usai Isi Pertalite di Jatim, Ini Respon Pertamina Patra Niaga
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian