Suara.com - Sejumlah kebijakan yang diberlakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk anak-anak sekolah hingga kini masih menjadi perdebatan banyak pihak.
Salah satu aturan tersebut adalah mengharuskan para murid untuk masuk sekolah pada pukul 6.30 WIB, di mana kebijakan tersebut sudah diberlakukan sejak Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS).
Tak hanya murid-murid yang duduk di jenjang SMP dan SMA, namun anak-anak yang berada di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pun juga akan memulai sekolah pada pukul 6.30 WIB.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi juga memperbolehkan agar satuan pendidikan mengisi ruang kelas maksimal 50 siswa. Hal itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 463.1/Kep.323-Disdik/2025 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan Anak Putus Sekolah Jenjang Pendidikan Menengah di Provinsi Jawa Barat.
Namun untuk kebijakan tersebut hanya berlaku untuk jenjang SMA dan SMK. Bukan tanpa alasan, Dedi Mulyadi menilai bahwa aturan itu diterapkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah sekolah negeri. Sedangkan, para orang tua siswa pun mayoritas tak mampu menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.
Tetapi, dua kebijakan tersebut mendapat kritik keras dari seorang dosen yang diketahui bernama Popon Sumarni. Dalam video yang beredar, ia mengeluhkan tentang jumlah siswa yang ditampung dalam satu kelas.
Tak hanya itu, ia juga menyinggung aturan jam masuk sekolah yang kini menjadi lebih pagi. Ia khawatir jika para guru lebih fokus dalam mendidik para murid lebih giat, ditakutkan anak sendiri tak terurus.
"Riweh pokoknya mah, berbagai macam persoalan tuh numpuk. Ini harus ditambah 50 anak, ya gimana ngajarnya? Guru juga ada keterbatasan, apalagi tuntutan masuk jauh lebih pagi. Sekarang guru harus mendidik anak lebih giat, lebih pagi, eh anak sendiri nggak keurus," ucap Popon Sumarni.
Video tersebut lantas mendapat atensi dari Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta itu memberikan tanggapan lewat video singkat yang diunggah di akun TikTok miliknya @dedimulyadiofficial.
Baca Juga: 140 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Gus Ipul Santai: Stok Pengganti 50.000 Lebih
"Buat ibu Popon Sumarni, saya mengucapkan terima kasih atas curhatnya dan saya sangat kagum terhadap ibu begitu mencintai pendidikan," kata Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menyinggung bahwa Popon Sumarni bukanlah tenaga pengajar di tingkat SMA, melainkan seorang dosen.
"Dan setelah saya menganalisis wajah ibu, ternyata seingat saya dan sepengetahuan saya, ibu adalah seorang dosen bukan seorang guru SMA," tambah Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi turut meminta agar pendapat Popon Sumarni untuk disampaikan di forum yang tepat. Saat ditelusuri, Popon Sumarni kala itu berbicara di reses Ummi Siti, anggota DPRD Jawa Barat Fraksi PKS.
Lelaki yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu juga mengkritik agar sebaiknya Popon Sumarni berbicara sebagai pengamat atau praktisi pendidikan.
"Untuk itu, semoga ibu nanti menyampaikan forumnya, karena ibu dosen, bukan dalam forum curhat di depan anggota DPRD tetapi sebaiknya ibu menyampaikan sebagai pengamat atau praktisi pendidikan yang bisa menyampaikan dalam bentuk narasi-narasi ilmiah yang disampaikan dalam forum ilmiah, tidak dalam forum curhat, seolah-olah ibu menggambarkan diri sebagai seorang guru SMA, padahal ibu adalah seorang dosen," beber Dedi Mulyadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar