Suara.com - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mencoba menaiki transportasi umum Teman Bus di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 29 Juli 2025.
Mantan Wali Kota Bogor ini mengalami langsung rusaknya infrastruktur transportasi publik, khususnya halte yang seharusnya menunjang kenyamanan penumpang.
Saat hendak menuju Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menghadiri Workshop Nasional Publik, Bima Arya memilih naik Teman Bus dari kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan.
Namun, setibanya di halte yang berada di salah satu jalur tersibuk di Makassar itu, ia justru dibuat geleng-geleng kepala.
"Ini haltenya penuh tantangan,” katanya sambil menatap lantai halte yang sudah bolong-bolong dan bangku yang tak lagi ada.
Atap halte juga tampak lapuk dengan dinding yang mulai mengelupas. Semua sudut pun dipenuhi coretan.
Halte tempat Bima Arya menunggu merupakan satu dari sekitar 100 halte lebih yang dibangun pemerintah untuk mendukung sistem Bus Rapid Transit (BRT) di Makassar dan sekitarnya.
Proyek ini sempat digadang-gadang sebagai langkah maju menuju transportasi publik yang terintegrasi dan ramah lingkungan.
Namun kini, hampir semua halte tersebut tak berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan sebagian besar dalam kondisi rusak parah, tak terurus, dan tak layak digunakan.
Baca Juga: Wamendagri Bima Arya Jawab Usulan Pilkada lewat DPRD : Jangan Kita Sederhanakan
Warga bahkan menyebut banyak halte kini beralih fungsi, dari tempat tunggu penumpang menjadi tempat tinggal bagi pemulung atau gelandangan.
Telan Anggaran Besar, Manfaat Nihil
Halte tersebut dibangun pada tahun 2013. Ada total 154 titik yang tersebar di sepanjang jalur Mamminasata (Maros, Makassar, Sungguminasa, Takalar).
Proyek BRT ini merupakan arahan presiden yang dijabarkan dalam Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Nomor: 0242/M.PPN/07/2013 tertanggal 31 Juli 2013 perihal Pemanfaatan Ruang Gerak Fiskal RAPBN 2014.
Surat itu berisi pengembangan angkutan umum BRT di 6 kota besar, dengan alokasi anggaran sebesar Rp382 miliar. Keenam kota yang dimaksud adalah Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo), Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Bandung Metropolitan Area (Bandung, Cimahi, Sumedang), Surabaya Metropolitan Area (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan), dan Mammnisata.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara