Suara.com - Mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang menyebut, mengungkap alasan mengapa Novel Baswedan diserang dengan air keras.
Menurutnya, Novel merupakan salah satu penyidik KPK yang tidak memiliki konflik kepentingan.
Novel diketahui merupakan mantan penyidik KPK. Pada April 2017, Novel disiram air keras seusai melaksanakan salat Subuh.
Sebelum menjelaskan alasan mengapa Novel harus mengalami serangan itu, Saud mengungkap ada pihak yang tidak menginginkan Novel berada di KPK.
Saut mengaku mendapatkan informasi bahwa Revisi Undang-Undang KPK pada 2019 ditujukan untuk mendepak Novel dari lembaga antikorupsi.
"Saya pernah dengar dari seseorang kenapa undang-undang KPK ini diganti? Sampai bilang begini, yang penting Novel keluar dari situ (KPK). Kalau novel sudah keluar dari situ nanti undang-undangnya, kita balikkan juga enggak apa-apa. You can imagine," kata Saut dikutip Suara.com dari channel YouTube Forum Keadilan, Kamis (31/7/2025).
Dia pun mengakui bahwa Novel memiliki perbedaan dengan pegawai KPK lainnya. Namun ditegaskannya perbedaan itu tidak terlalu mencolok. Sebab masing-masing pegawai KPK juga menganut nilai-nilai yang sama seperti Novel.
Namun dipastikannya, Novel tidak memiliki kepentingan kepentingan atau conflik of interest sebagai penyidik KPK.
"Karena memang dia enggak punya conflik of interest. Once you get that public of interest, mungkin satu kata kamu bisa mislead. Dia sustain, jadi enggak punya conflik of interest," ujarnya.
Baca Juga: Menurut Novel Baswedan, Korupsi Timah Rp300 Triliun Bukan Kerugian Negara
Hal itulah menurutnya perbedaan yang paling mencolok dari seorang Novel. Dia pun menyebut bahwa orang yang memiliki konflik kepentingan akan terganggu dengan keberadaan Novel di KPK.
"Karena dia strict dengan dengan nilai yang dia pahami," kata Saut.
Berita Terkait
-
KPK Sebut Pembuktian Lewat OTT Lebih Mudah, Novel Baswedan: yang Penting Dikerjakan
-
Soal Skandal Pertemuan dengan Tahanan KPK, Novel Baswedan Sebut Alex Marwata Penuhi Unsur Pidana jika...
-
Patahkan Alibi Alexander Marwata, Novel Baswedan Sebut Jika Eko Darmanto Pelapor Tak Perlu Bertemu Pimpinan KPK
-
'Kuliti' Skandal Jet Pribadi Kaesang dan Bobby, Eks Pimpinan KPK: Jokowi Gak Ngerti Conflict of Interest
-
Skandal Nebeng Pesawat Jet Teman, Mantan Pimpinan KPK Sebut Kaesang Ngeles, Kok Bisa?
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung
-
Tak Tunggu Laporan Resmi; Polisi 'Jemput Bola', Buka Hotline Cari 3 Mahasiswa yang Hilang
-
Skandal Korupsi Kemenaker Melebar, KPK Buka Peluang Periksa Menaker Yassierli
-
Siapa Lelaki Misterius yang Fotonya Ada di Ruang Kerja Prabowo?
-
Dari Molotov Sampai Dispenser Jarahan, Jadi Barang Bukti Polisi Tangkap 16 Perusuh Demo Jakarta
-
BBM di SPBU Swasta Langka, Menteri Bahlil: Kolaborasi Saja dengan Pertamina
-
Polisi Tetapkan 16 Perusak di Demo Jakarta Jadi Tersangka, Polda Metro: Ada Anak di Bawah Umur
-
Skandal 600 Ribu Rekening: Penerima Bansos Ketahuan Main Judi Online, Kemensos Ancam Cabut Bantuan
-
Misteri Foto Detik-Detik Eksekusi Letkol Untung, Bagaimana Bisa Dimiliki AFP?
-
Kebijakan Baru Impor BBM Ancam Iklim Investasi, Target Ekonomi Prabowo Bisa Ambyar