Suara.com - Perhelatan Kongres ke-6 PDI Perjuangan di Bali pada Jumat (1/8/2025) di BNDCC, Nusa Dua Bali hari ini seolah bukanlah sebuah panggung demokrasi untuk memilih nahkoda baru.
Sebaliknya, kongres ini menjadi sebuah seremoni peneguhan, sebuah ritual politik yang menegaskan bahwa sentralitas figur Megawati Soekarnoputri sebagai pusat gravitasi partai masih tak tergoyahkan.
Pengukuhannya sebagai Ketua Umum periode 2025-2030, yang berlangsung begitu cepat, Kongres ini hanya formalitas dari sebuah keputusan yang sudah final sejak Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V beberapa bulan sebelumnya.
Ketua Steering Committee Kongres, Komarudin Watubun, secara terbuka mengakui hal ini.
“Karena memang sudah terpilih di Rakernas kemarin, ini dikukuhkan saja. Forum Rakernas tidak untuk memilih ketua umum,” kata Komarudin.
Pernyataan ini mengonfirmasi bahwa Kongres bukan lagi forum deliberatif untuk kepemimpinan puncak, melainkan ajang aklamasi.
Bahkan kecepatan prosesnya mengejutkan panitia sendiri.
“Saya juga tidak tahu secepat ini, kita setting kan sampai 23.00 malam. Iya (untuk periode 2025-2030),” tambahnya.
Akar dari kekuasaan absolut ini tertancap kuat pada hasil Rakernas V Mei 2024.
Baca Juga: Susul Rano Karno, Pramono Bertolak ke Bali Ikut Agenda PDIP Sambil Kerja
Saat itu, melalui Puan Maharani, aspirasi tunggal dari seluruh daerah dibacakan sebagai sebuah permohonan yang tak bisa ditolak.
“Rakernas V Partai setelah mendengarkan pandangan umum DPD PDI Perjuangan se-Indonesia memohon kesediaan Prof. DR. Megawati Soekarnoputri untuk dapat diangkat dan ditetapkan kembali sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, Periode 2025-2030 pada Kongres VI tahun 2025,” demikian bunyi mandat tersebut.
Lebih dari sekadar perpanjangan jabatan, Rakernas V juga menyerahkan tongkat komando paling strategis sepenuhnya ke tangan Megawati: penentuan arah politik partai.
“Oleh karena itu Rakernas V Partai memberikan kewenangan penuh kepada Ketua Umum PDI Perjuangan sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Anggaran Rumah Tangga PDI Perjuangan untuk menentukan sikap politik Partai terhadap pemerintah,” tegas Puan.
Dengan demikian, Kongres VI PDIP menjadi babak akhir dari konsolidasi kekuasaan yang memastikan bahwa hingga 2030, Megawati adalah satu-satunya penentu arah dan masa depan PDI Perjuangan.
Adapun Rakernas kali ini mengusung tema “Satyam Eva Jayate: Kebenaran Pasti Menang" dan subtema "Kekuatan Persatuan Rakyat dalam Kebenaran”.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang
-
8 Miliar Dolar AS Melayang Setiap Tahun, Prabowo Sebut Judol Biang Kerok!
-
Megawati Tawarkan Pancasila Jadi Etika Global Baru: Dunia Butuh Moralitas, Bukan Dominasi Baru