Suara.com - Sebuah pemandangan unik yang merefleksikan fanatisme politik mengemuka di depan Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (1/8/2025).
Sekelompok emak-emak, yang merupakan pendukung setia mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, menunjukkan loyalitas tanpa batas dengan bertahan di depan gerbang utama, memicu friksi dengan para pekerja media.
Meski awak media, yang telah menanti sejak siang hari untuk peliputan keluarnya Tom Lembong, berulang kali meminta mereka untuk memberikan ruang, kelompok ini bergeming.
Mereka membentuk barikade manusia yang sulit ditembus, memposisikan diri tepat di titik yang telah disiapkan untuk konferensi pers.
Sikap pantang mundur ini memicu celetukan ironis dari seorang jurnalis yang berada di lokasi.
"Ras terkuat di bumi, jangan dilawan," celetuk wartawan saat melihat aksi mereka, Jumat (1/8/2025).
Upaya penertiban oleh aparat kepolisian yang turun tangan untuk memastikan kelancaran kerja media pun seolah tak berarti.
Para pendukung ini, yang didominasi perempuan paruh baya, mengabaikan imbauan untuk bergeser, seolah menegaskan bahwa mereka adalah kelompok garis keras yang berhak menempati barisan terdepan.
Suara-suara dari kerumunan wartawan mulai terdengar lebih tegas.
Baca Juga: Tom Lembong Bebas Dapat Abolisi, Kejagung: Kelar Semuanya!
"Bu minggiran dikit dong woii," seru seorang wartawan.
"Kami juga dari siang kerja di sini,” timpal yang lain, mencoba bernegosiasi untuk mendapatkan posisi yang pas.
Namun, permintaan tersebut tidak dihiraukan. Kelompok emak-emak tersebut tetap pada posisi mereka.
Aksi saling sorak antara kedua kubu tak terhindarkan, namun menariknya, situasi tidak berubah menjadi tegang.
Justru, adu argumen dan celetukan-celetukan spontan ini menjadi semacam hiburan tersendiri di tengah penantian yang panjang.
Sebelumnya, Keputusan Presiden (Keppres) tentang abolisi untuk eks Menteri Perdagangan Tom Lembong telah ditandatangani Presiden Prabowo Subianto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka