Tanpa deklarasi berani ini, sidang PPKI pada 18 Agustus mungkin tidak akan pernah terjadi dengan legitimasi yang sama. Itu adalah sebuah tindakan revolusioner yang dilakukan di luar skenario Jepang.
Makna Psikologis dan Simbolis: Bagi rakyat, pembacaan teks proklamasi adalah momen pembebasan jiwa. Gema 'Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia' adalah kalimat sakti yang mengubah status dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka di mata mereka sendiri dan dunia, terlepas dari pengakuan formal.
Pengakuan Internasional: Seiring berjalannya waktu, dunia internasional, termasuk Belanda pada tahun 2005, secara de facto mengakui 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia. Penetapan ini mengukuhkan 17 Agustus sebagai tanggal yang diterima secara global.
Refleksi untuk Generasi Muda: Lebih dari Sekadar Tanggal
Perdebatan yang diangkat Anhar Gonggong ini bukanlah upaya untuk mengecilkan makna 17 Agustus.
Sebaliknya, ini adalah ajakan untuk memahami sejarah secara lebih utuh dan mendalam.
Bagi generasi milenial dan gen z, diskusi ini memberikan beberapa pelajaran penting:
Kemerdekaan adalah Proses: Kemerdekaan bukanlah peristiwa tunggal, melainkan sebuah proses. Ada momen deklarasi yang heroik (17 Agustus) dan ada momen kerja konstitusional yang fundamental (18 Agustus). Keduanya sama-sama penting.
Menghargai Para Pendiri Bangsa: Diskusi ini menunjukkan betapa visionernya para pendiri bangsa. Setelah memproklamasikan kemerdekaan, mereka tidak berleha-leha. Mereka langsung bekerja keesokan harinya untuk membangun fondasi negara.
Baca Juga: Apa Itu Keroppi? Karakter Kodok Dinilai Mirip dengan Logo HUT RI Ke-80
Sejarah itu Dinamis: Sejarah bukanlah dogma yang kaku. Ia adalah bidang ilmu yang terbuka untuk interpretasi dan dialektika baru berdasarkan fakta-fakta yang ada, seperti yang dicontohkan oleh Anhar Gonggong.
Pada akhirnya, polemik ini memperkaya wawasan kita. 17 Agustus adalah hari di mana jiwa kemerdekaan bangsa Indonesia lahir.
Sementara, 18 Agustus adalah hari di mana raga negara bernama Republik Indonesia terbentuk. Keduanya adalah satu tarikan napas yang tak terpisahkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
KPK Ungkap Kasus Kredit Fiktif BPR Jepara Artha Rugikan Negara Hingga Rp 254 Miliar
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah