Suara.com - Geger fenomena pengibaran bendera Jolly Roger dari anime One Piece kini memasuki babak baru yang lebih serius. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) secara resmi turun tangan, menyatakan bahwa aksi tersebut adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi.
Namun, pernyataan ini langsung berhadapan dengan tembok peringatan keras dari dua menteri kunci di kabinet, yang menyuarakan kekhawatiran atas sakralitas simbol negara.
Benturan pandangan antara lembaga pengawas HAM dan pilar eksekutif ini menunjukkan betapa kompleksnya perdebatan tentang nasionalisme, budaya pop, dan hak-hak sipil di tengah perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 RI.
Komnas HAM dengan tegas memposisikan diri sebagai pembela hak warga negara. Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyebut bahwa penggunaan atribut One Piece sejatinya adalah ekspresi simbolik yang tidak boleh dikekang, apalagi di bulan kemerdekaan yang seharusnya menjadi momen perayaan kebebasan.
“Sebenarnya itu, kan, ekspresi simbolik warga negara yang itu dijamin di dalam konstitusi, bagian dari hak kebebasan berpendapat dan berekspresi,” kata Anis dilansir dari Antara.
Lebih lanjut, Komnas HAM menyayangkan respons berlebihan dari sejumlah pihak, termasuk aparat yang melakukan penurunan paksa bendera dan penghapusan mural. Tindakan represif semacam itu, menurut Anis, justru mengkhianati semangat kemerdekaan itu sendiri.
"Kami menyayangkan dan menyesalkan kalau ada pelarangan, respons yang berlebih, kemudian sampai ada penghapusan, penangkapan, itu tidak boleh dilakukan," tegas Anis. Ia pun mengimbau pemerintah untuk lebih bijaksana dan senantiasa menjamin hak setiap warga negara.
Sikap Komnas HAM ini kontras dengan pandangan dari lingkaran pemerintah. Meski tidak secara frontal melarang, para menteri memberikan catatan tebal yang bernada peringatan.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyuarakan kekhawatiran akan adanya "penumpang gelap". Ia tidak mempermasalahkan ekspresi, namun cemas jika fenomena ini ditunggangi untuk kepentingan tertentu yang bisa menodai kesakralan HUT RI.
Baca Juga: Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan: Antara Aksi Kreatif dan Tuduhan Makar
"Kami berharap di bulan Agustus ini, jangan lah ternodai dengan hal-hal yang sakral. Ini hari ulang tahun kemerdekaan kita yang ke-80," kata Prasetyo di kompleks parlemen, Senin (4/8).
Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengambil sikap yang lebih keras dan lugas. Baginya, ini bukan soal kebebasan, melainkan soal kepantasan dan penghormatan terhadap simbol negara yang direbut dengan darah dan air mata pahlawan.
"Bendera Merah Putih, ada bendera tengkorak di bawahnya, masa dibilang Merah Putih itu di-back up oleh tengkorak. Tidak pas, dong," sentil Sjafrie saat ditemui di kantornya, Selasa (5/8).
Perbedaan tajam antara Komnas HAM dan para menteri ini mencerminkan jurang persepsi yang dalam. Di satu sisi, ada pandangan berbasis hak yang melihat fenomena ini sebagai kreativitas dan ekspresi personal yang tidak berbahaya.
Di sisi lain, ada pandangan berbasis negara yang melihatnya sebagai potensi degradasi nilai-nilai kebangsaan dan penghormatan terhadap simbol sakral.
Komnas HAM mendorong pemerintah untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM. Sementara pemerintah berusaha menjaga marwah dan kesakralan perayaan kenegaraan.
Keduanya memiliki argumen yang kuat dari sudut pandang masing-masing, menjadikan fenomena bendera One Piece ini lebih dari sekadar tren sesaat, melainkan sebuah studi kasus tentang dinamika sosial politik di Indonesia modern.
Tag
Berita Terkait
-
Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan: Antara Aksi Kreatif dan Tuduhan Makar
-
Kalahkan One Piece, Ibu Ini Viral Pasang Bendera Inggris Sambut Kemerdekaan RI
-
20 Link Download Bendera Indonesia dan Garuda PNG, Cocok buat Desain Banner HUT ke-80 RI
-
Job Batal-Identitas Dipaksa Hilang, Arus Pelangi Kecam Kebijakan Waria Dilarang Tampil di HUT RI
-
Herman Khaeron: Pengibaran Bendera Anime Tak Relevan di Bulan Agustus
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
Berkas Lengkap, Gugatan Rp125 Triliun ke Gibran Bakal Lanjut ke Mediasi Pekan Depan
-
Ribuan Anak Keracunan Gegara MBG, Anggaran Rp71 T Mengendap, DPR: Serahkan Saja ke Sekolah
-
Geger Bocah 8 Tahun di Penjaringan Jakut Membusuk di Indekos: Tubuh Banjir Darah dan Tanpa Busana!
-
Menkeu Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Itu Pengampunan Pajak yang Bisa 'Sucikan' Harta Orang Kaya?
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
-
Kembali Diperiksa KPK usai Sita Uang Rp3 Miliar, Nasib Bupati Pati Sudewo di Ujung Tanduk?
-
Cak Imin Bicara Hal Mengerikan Usai Anak Muda Lebih Pilih PNS daripada Jadi Petani Menderita
-
Prabowo Berpidato Ketiga di Sidang Majelis Umum PBB, Bicara Usai Donald Trump
-
Diusir Usai Gunakan Baju Bendera Palestina, Legislator Belanda Ganti Baju dengan Corak Semangka
-
Ribuan Buruh Kepung DPR Hari Ini, 5.367 Aparat Dikerahkan Amankan Aksi Tolak Upah Murah!