Suara.com - Sebuah momen tak terduga terjadi saat perhelatan Kirab Budaya Pati pada Kamis, 7 Agustus 2025. Bupati Pati, Sudewo, yang seharusnya disambut hangat, justru menjadi sasaran sorakan dan cemoohan dari warganya sendiri.
Acara yang semestinya menjadi ajang silaturahmi dan perayaan budaya itu mendadak berubah menjadi panggung penyampaian aspirasi bernada protes. Momen ini terekam jelas dalam sebuah video yang viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh laman Instagram Info Kejadian Demak, tampak Sudewo sedang berada di atas kendaraan hias. Saat sang bupati melambaikan tangan ke arah kerumunan, warga justru menyambutnya dengan sorakan ketidakpuasan.
"Wuuuuuu!" demikian yang terdengar riuh dari para warga yang memadati pinggir jalan.
Tak berhenti di situ, teriakan yang lebih tegas pun menggema, yakni menuntut Sudewo untuk turun dari jabatannya. Warga seolah kompak menyuarakan kekecewaan mereka secara terang-terangan.
"Turunkan, turunkan," teriak para warga kepada Sudewo yang tetap asyik melambaikan tangan.
Sikap Sudewo yang tampak santai dan terus tersenyum meski diteriaki itulah yang kemudian memantik amarah warganet.
Reaksinya dianggap tidak peka dan tidak mencerminkan kepedulian terhadap suara rakyat.
"Yang aneh, kok nggak malu ya," kata seorang warganet, menyoroti ekspresi sang bupati.
Baca Juga: Viral Bupati Sudewo Disoraki Warga Saat Kirab Hari Jadi Kabupaten Pati: Turunkan, Turunkan!
Warganet lain menimpali dengan komentar menohok yang menggambarkan betapa kontrasnya persepsi sang bupati dengan realitas di lapangan.
"Dikira dihormati, tau-taunya dibenci," ucap warganet lain.
Komentar bernada sindiran terus membanjiri unggahan tersebut. "Wkwkwkwk percaya diri banget nyengir, nggak tau malu," timpal yang lain.
Kemarahan publik ini disinyalir merupakan puncak dari kekecewaan yang telah menumpuk.
Salah satu pemicu utamanya adalah kebijakan Sudewo yang dianggap sangat memberatkan, yakni menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen.
Berita Terkait
-
Gagal Makzulkan Bupati Pati, 2 Aktivis Kena Bui: Dijerat Pasal Berlapis Usai Blokir Pantura
-
Gagal Dimakzulkan, Bupati Pati Sudewo Ajak Lawan Politik Bersatu: Tidak Boleh Euforia
-
Bupati Sudewo Gagal Dimakzulkan: DPRD Pati Bantah Ada Rekayasa, Apa Hasil Rapat Paripurna?
-
2 Kali Diperiksa Kasus DJKA Kemenhub, Sepenting Apa KPK Korek Keterangan Bupati Pati Sudewo?
-
KPK Bongkar Pemufakatan Jahat dalam Proyek Jalur KA, Bupati Pati Diduga Terima Fee
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara