Suara.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menaruh harapan sekaligus kekhawatiran besar terhadap arah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ia mendorong Prabowo untuk berani melakukan "koreksi total" atas berbagai kemunduran bangsa dan kembali pada jati dirinya sebagai seorang patriot, lepas dari bayang-bayang Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membantunya menang.
Sudirman meyakini, publik menanti gebrakan Prabowo untuk membenahi kerusakan yang terjadi, terutama dalam hal pelemahan institusi negara.
Menurutnya, tantangan terbesar Prabowo adalah membuktikan bahwa ia bisa mandiri dan tidak tersandera oleh kepentingan politik yang membawanya ke tampuk kekuasaan.
"Ada harapan pada Pak Prabowo, tetapi ada tantangannya. Ini kan kemenangan yang diakui dengan bantuan Pak Jokowi. Jadi apakah Pak Prabowo bisa kembali pada jati dirinya atau tidak? Karena kalau beliau kembali, ini akan jadi koreksi yang luar biasa bagi negara. Tapi kalau enggak, ya kita akan terus begini," ujar Sudirman dalam sebuah diskusi podcast Forum Keadilan TV pada Sabtu (9/8/2025).
Bagi Sudirman, solusi fundamental untuk memperbaiki carut-marut persoalan bangsa saat ini bukanlah dengan mengandalkan kekuatan personal seorang pemimpin, melainkan dengan memulihkan dan memperkuat kembali pilar-pilar kelembagaan negara yang selama ini terasa dilemahkan.
Ia secara tegas menyebut beberapa institusi krusial yang harus dipulihkan fungsinya.
"Saya pikir kita harus kembali ke fondasi dasar, membangun institusi. Jangan personal. Partai harus difungsikan, DPR harus difungsikan, BPK harus difungsikan, KPK harus difungsikan, Jaksa harus difungsikan," tegasnya.
Lebih lanjut, Sudirman menyoroti pentingnya penerapan sistem meritokrasi dalam birokrasi dan pemerintahan.
Baca Juga: Pamer Makan Siang Bareng Dasco, Gibran Banjir Sindiran: Kok Menu MBG Gak Dicoba?
Penempatan individu harus didasarkan pada kapasitas, pengalaman, dan rekam jejak yang mumpuni, bukan karena kedekatan atau kepentingan politik sesaat.
Ia menyindir keras proses pencalonan wakil presiden yang menyertai Prabowo, yang dinilainya mencederai etika dan hukum.
"Kita punya pengalaman baik dalam memilih wakil presiden, kita selalu dapat wakil presiden yang punya rekam jejak panjang, punya kapasitas mumpuni. Sekarang ini kan hanya memenuhi hajat seseorang dengan menerobos hukum dan etika," sentilnya.
Dalam analisisnya, sebuah bangsa bisa hancur bukan karena perang fisik, melainkan karena keengganan untuk belajar dari kesalahan dan terus mengulang praktik yang merusak tatanan.
Oleh karena itu, Sudirman Said secara terbuka mengajak para elit politik dan ekonomi untuk menghentikan praktik yang menopang "baron-baron kekuasaan" dan segera sadar untuk tidak membiarkan negara terus mengalami kemunduran.
Ia mengingatkan kembali pada semangat luhur para pendiri bangsa yang tertuang dalam konstitusi.
"Kalau kita mengutip alinea kedua Pembukaan UUD 'atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur'... itu kan kunci untuk kita kembali pada kesadaran itu, membangun kelembagaan, dan menyingkirkan pribadi-pribadi yang destruktif," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Hotman Paris Ngeluh Bunga Deposito Turun, Anak Menkeu Purbaya Sarankan Sedekah
-
Paket Bansos 'Wakil Presiden RI' Muncul di Tengah Aksi Hari Tani
-
Duduk Perkara Polemik Ijazah Gibran yang Dipermasalahkan Roy Suryo, Benarkah Tidak Sah?
-
Polisi Gencar Pasang Plang Peringatan di Hutan Riau: Karhutla Musuh Bersama!
-
Anak Purbaya Bandingkan Kinerja Sri Mulyani Vs Ayahnya: Satu Cekek, Satu Mandiin
-
Belum Ada Satupun Tersangka, KPK Usut Aliran Duit 'Panas' Bos Biro Haji ke Pejabat Kemenag
-
Viral Didi Lionrich Nilai Jabatan Jokowi di Bloomberg Tak Penting: Cuma 2-3 Hari Doang
-
KSP Qodari Ungkap 99% Dapur MBG Tanpa SLHS, Cuma 34 dari 8.583 yang Punya Izin Laik Higiene
-
6 Fakta Bloomberg New Economy, Panggung Baru Jokowi Bersama Para Pemimpin Top Dunia
-
2 Kali Diperiksa Kasus DJKA Kemenhub, Sepenting Apa KPK Korek Keterangan Bupati Pati Sudewo?