Suara.com - Di panggung politik yang seringkali diidentikkan dengan intrik dan persaingan, sebuah potret persahabatan yang tulus kembali tersaji di hadapan publik.
Momen itu hadir saat Anies Baswedan dengan setia mendampingi sahabat seperjuangannya, Thomas Tom Lembong, dalam siaran langsung pertama pasca bebas, mengupas tuntas sebuah malam yang mengubah takdir.
Ini bukan sekadar wawancara politik. Ini adalah sebuah percakapan dua sahabat yang telah melalui badai bersama. Anies, dalam posisi sebagai tuan rumah perbincangan, dengan sabar memandu Tom untuk menceritakan kembali salah satu momen paling sureal dalam hidupnya: kejutan tengah malam di sel tahanan Lapas Cipinang.
Dengan sebuah pertanyaan sederhana dari Anies, "Ketika dengar pertama kali bahwa Tom itu bebasnya? Gimana tahunya, Tom?", memori Tom Lembong seolah terlempar kembali ke malam penentuan itu, Kamis, 31 Juli 2025.
Tom memulai kisahnya dengan latar yang hening. Ia sudah mencoba melarikan diri dari realitas penjara ke dalam tidur. Matanya sudah tertutup masker, telinganya tersumbat earplug. Sebuah gambaran tentang seseorang yang sedang mencoba mencari damai di tengah keterbatasan.
"Sayup-sayup ia mendengar orang berseru-seru memanggilnya sambil memukul-mukul pintu selnya," kenang Tom, dikutip dari unggahan YouTube Anies Baswedan.
Dalam keadaan setengah sadar, antara mimpi dan realitas, seruan itu semakin jelas terdengar.
"Pak Tom bebas, Pak Tom bebas, ada amnesti dan abolisi!"
Teriakan itu, alih-alih membawa kelegaan, justru memicu kebingungan intelektual dalam diri Tom. Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di Amerika Serikat, logikanya langsung bekerja.
Baca Juga: Fathian Soroti Nama Jokowi di Sidang Tom Lembong: Pemimpin Harus Siap Pasang Badan
"Abolisi bukannya (untuk) perbudakan ya? Hah, emangnya ada yang kena human trafficking?" tanyanya saat itu, sebuah reaksi polos yang kini ia ceritakan kembali dengan senyum lepas, sementara Anies di sampingnya ikut tertawa mendengar kepolosan sahabatnya itu.
Momen tersebut menunjukkan betapa tak terduganya kabar itu, bahkan bagi seorang pemikir sekaliber Tom Lembong. Keputusan abolisi dari Presiden Prabowo Subianto benar-benar datang sebagai "kejutan dari langit".
Peran Anies dalam siaran langsung ini lebih dari sekadar teman. Ia bertindak sebagai jembatan antara Tom dan warganet, memastikan sahabatnya nyaman untuk berbagi kisah yang mungkin traumatis.
Kehadiran Anies memberikan rasa aman, sebuah sinyal bahwa Tom tidak sendiri dalam melalui semua ini.
Kedekatan mereka terpancar dari interaksi-interaksi kecil. Saat Tom bercerita tentang bagaimana pengalaman di penjara menyadarkannya soal "otak, hati, dan jiwa," Anies dengan sigap menimpali, menegaskan ikatan mereka yang bukan hanya rasional, tapi juga emosional.
"Gimana? Ha-ha-ha. Kayaknya tali darah, apalagi Pak Anies, kakeknya diplomat..." tutur Tom, mencoba menjelaskan ikatan batinnya dengan Indonesia.
Berita Terkait
-
Fathian Soroti Nama Jokowi di Sidang Tom Lembong: Pemimpin Harus Siap Pasang Badan
-
Tunjuk Wakil Panglima TNI, Prabowo Anugerahi Menhan dan Kepala BIN Jenderal Kehormatan
-
'Latih Keras, Bukan dengan Kekejaman', Teguran Prabowo di Tengah Duka Kematian Prada Lucky
-
Daftar 14 Nama Diberi Pangkat Kehormatan Oleh Prabowo: Ada Sjafrie Sjamsoeddin hingga Ali Sadikin
-
Maman Abdurrahman: Prabowo Tak Pernah Lupa Jasa Jokowi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional