Suara.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melontarkan pernyataan menohok terkait polemik kesiapan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai lokasi upacara HUT ke-80 RI pada 17 Agustus mendatang.
Meski menyatakan setuju dengan keputusan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk tetap menggelar upacara utama di Jakarta, Mahfud memberikan analogi tajam yang menyentil proses pembangunan IKN yang terkesan terburu-buru.
Melalui kanal YouTube pribadinya, Mahfud MD menegaskan bahwa pemindahan ibu kota merupakan proyek kolosal yang membutuhkan perencanaan matang dan tidak bisa dilakukan secara instan.
Ia mengibaratkan kompleksitas megaproyek tersebut dengan sebuah perumpamaan yang lugas.
“Kalau pindah itu kan bukan seperti memindahkan sekawanan burung di pasar burung,” ujar Mahfud dalam podcastnya.
Analogi ini secara tidak langsung mengkritik anggapan bahwa memindahkan pusat pemerintahan hanya sebatas memindahkan aparatur dan gedung.
Menurutnya, sebuah ibu kota memerlukan ekosistem sosial yang lengkap dan berfungsi.
Mahfud secara spesifik menyoroti sejumlah fasilitas publik vital yang hingga kini dinilai masih belum memadai di IKN.
Ketiadaan infrastruktur dasar inilah yang menjadi alasan utamanya mendukung penundaan perayaan kemerdekaan secara penuh di ibu kota baru tersebut.
Baca Juga: Puan Maharani: PDIP di Luar Pemerintah, Siap Bersuara Lantang Jika Kebijakan Prabowo Tak Pro-Rakyat
"Sekarang di sana (IKN) kan belum ada sekolah, belum ada rumah sakit yang representatif," tegasnya.
Pernyataan ini menggarisbawahi kekhawatiran banyak pihak mengenai kelayakan IKN untuk menampung lonjakan penduduk dan aktivitas kenegaraan dalam waktu dekat.
Bagi Mahfud, menggelar upacara kenegaraan berskala besar di lokasi yang belum siap secara infrastruktur adalah sebuah langkah yang tidak realistis dan berisiko.
Di tengah polemik lokasi upacara, Mahfud MD juga mengungkap rencananya sendiri untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Ia memilih untuk tidak hadir di Jakarta maupun IKN, melainkan akan mengikuti upacara di Yogyakarta.
"Saya setuju dengan Pak Prabowo (upacara di Jakarta), tapi saya sendiri akan upacara di Yogya," katanya.
Pilihan Mahfud ini seolah menjadi sikap personalnya, yang mendukung keputusan pemerintah saat ini sembari menjaga jarak dari panggung utama politik di Jakarta dan proyek kontroversial IKN.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Cuaca Ekstrem Hari Ini: BMKG Beri Peringatan Dini Hujan Lebat dan Petir di Kota-Kota Ini!
-
Nyaris Jadi Korban Perampasan, Wanita Ini Bongkar Dugaan Kongkalikong 'Polisi' dengan Debt Collector
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok