Suara.com - Teka-teki mengenai posisi politik PDI Perjuangan di era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akhirnya terjawab tuntas.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menegaskan bahwa partainya akan mengambil peran sebagai penyeimbang, sebuah posisi yang berada di luar kabinet namun tidak serta merta menjadi oposisi.
Puan memastikan PDIP akan mendukung penuh program pemerintah yang berpihak pada rakyat, namun tak akan segan menjadi kritikus paling vokal jika ada kebijakan yang dianggap melenceng.
Berbicara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (11/8/2025), Puan menggarisbawahi sikap dualisme konstruktif yang akan dijalankan partainya. Sikap ini, menurutnya, adalah implementasi langsung dari arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Posisi penyeimbang seperti yang disampaikan oleh Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri), kami mendukung semua kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan semua program yang untuk kepentingan rakyat Indonesia," kata Puan dilansir dari Antara.
Namun, Ketua DPR RI itu memberikan peringatan tegas. Dukungan tersebut tidak bersifat buta. "Namun kami juga akan bersuara lantang jika kemudian program-program itu tidak untuk kepentingan rakyat banyak," lanjutnya.
Puan juga meluruskan terminologi politik yang seringkali disederhanakan oleh publik. Ia menegaskan bahwa dalam sistem pemerintahan presidensial yang dianut Indonesia, tidak ada istilah koalisi dan oposisi seperti dalam sistem parlementer.
"Dalam pemerintahan presidensial itu tidak ada yang namanya koalisi dan oposisi, coba dibaca dulu aturannya," tegas Puan. Yang ada, menurutnya, hanyalah pilihan untuk berada di dalam atau di luar pemerintahan.
Untuk itu, PDIP secara sadar memilih posisi di luar, yang dibuktikan dengan tidak adanya kader partai yang menduduki kursi menteri.
Baca Juga: Prabowo Instruksikan Pangkas Birokrasi: Dana Desa dan Makan Gratis Jadi Prioritas
"Dan sampai saat ini tidak ada orang di dalam atau kader PDI Perjuangan yang masuk dalam kabinet," ucapnya.
Sikap yang disampaikan Puan ini merupakan penjabaran dari pidato politik Megawati Soekarnoputri dalam Kongres ke-6 PDIP di Bali pada Sabtu (2/8) lalu.
Saat itu, Megawati menyatakan PDIP tidak akan bergabung dalam Kabinet Merah Putih namun juga tidak akan mengambil peran oposisi tradisional.
Megawati menyebut peran partainya adalah untuk memastikan pembangunan nasional tetap berjalan sesuai konstitusi dan nilai-nilai Pancasila. Ia berjanji partainya akan tetap kritis dan tegas terhadap setiap kebijakan yang menyimpang.
"Kita akan bersuara lantang jika ada kebijakan yang tidak sesuai dengan amanat penderitaan rakyat," kata Presiden ke-5 RI tersebut dalam pidatonya.
Bagi PDIP, keberpihakan politik tidak ditentukan oleh posisi di dalam atau luar kabinet, melainkan pada kebenaran dan moralitas politik yang diwariskan oleh Bung Karno.
Tag
Berita Terkait
-
Prabowo Instruksikan Pangkas Birokrasi: Dana Desa dan Makan Gratis Jadi Prioritas
-
Bongkar 5 Fakta di Balik Momen Viral Gibran 'Cuekin' Bahlil
-
Megawati Tolak Masuk Kabinet Prabowo, Selamat Ginting : Jelas Ini Pragmatisme Politik
-
Viral Momen Gibran Lewati Bahlil Tanpa Salaman, Ketua Golkar Buka Suara: Saya...
-
Drama Tom Lembong Berakhir: Kejagung Kembalikan Barang Bukti, Abolisi Prabowo Resmi Berlaku
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang
-
Kasus Ilegal Akses Akun Mirae Mandek, Korban Kini Ngaku Kecewa dan Merasa Ditekan
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga