Menggunakan sistem pengeras suara resmi milik DPRD, mereka secara bergantian berorasi.
Ruangan yang biasanya hanya mendengar laporan pandangan fraksi, kini dipenuhi oleh suara kemarahan, keluhan, dan tuntutan rakyat secara langsung dan tanpa filter.
4. Gema Seruan "Lengserkan Sudewo!" Menggema Tanpa Henti
Satu tuntutan utama yang terus-menerus digemakan di dalam ruang sidang adalah pemakzulan Bupati Pati, Sudewo. "Lengserkan Sudewo! Lengserkan Sudewo sekarang juga!" menjadi seruan yang menggema tanpa henti.
Diiringi gema takbir, tuntutan ini menunjukkan bahwa kemarahan massa sudah tidak lagi bisa dinegosiasikan.
Mereka tidak hanya meminta kebijakan dibatalkan, tetapi sudah menuntut kepala daerahnya untuk turun dari jabatan.
5. Ketua DPRD Berusaha Menenangkan Situasi
Di tengah 'kekacauan' tersebut, Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin, tampak hadir dan berusaha menenangkan massa.
Ia mencoba berdialog dan mendengarkan aspirasi yang disampaikan secara langsung oleh para orator dadakan dari kalangan demonstran.
Baca Juga: Viral Gas Air Mata Demo Pati di Perkampungan, Nyasar atau Sengaja Ditembakkan?
Kehadirannya menunjukkan upaya mediasi, meski situasi sudah terlanjur dikuasai oleh emosi dan semangat massa yang membara.
6. Terjadi Justru Usai DPRD Sepakati Hak Angket
Fakta paling menarik adalah, aksi pengambilalihan ruang sidang ini terjadi setelah DPRD secara resmi menyepakati penggunaan Hak Angket untuk menyelidiki Bupati Sudewo dalam sidang paripurna beberapa jam sebelumnya.
Ini menunjukkan bahwa keputusan DPRD untuk memulai proses pemakzulan ternyata belum cukup memuaskan massa. Mereka menuntut proses yang lebih cepat dan kepastian bahwa sang bupati benar-benar akan lengser.
7. Puncak Kemarahan Akibat Kenaikan PBB yang Mencekik
Seluruh drama politik ini berakar dari satu masalah, kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dinilai gila-gilaan, bahkan dilaporkan mencapai 300% di beberapa wilayah.
Tag
Berita Terkait
-
Viral Gas Air Mata Demo Pati di Perkampungan, Nyasar atau Sengaja Ditembakkan?
-
'Pati Adalah Kunci': Tesis Neneng Rosdiyana yang Getarkan Jagat Maya dan Pertaruhkan Nasib Demokrasi
-
Demo Pati Berujung Petaka: Rumah Warga Diterjang Gas Air Mata, Regulasi Polri Mandul?
-
Penembakkan Gas Air Mata di Demo Pati Memakan Korban: Kenali Bahaya yang Mengintai
-
Bupati Pati dari Partai Apa? Ini Rekam Jejak Politik Sudewo
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius