Suara.com - Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang fantastis, mencapai hingga 1000 persen di Kota Cirebon, telah menimbulkan gelombang protes dari masyarakat.
Warga yang tergabung dalam Paguyuban Pelangi Cirebon menolak keras Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak dan Retribusi, yang dinilai sangat memberatkan perekonomian.
Menurut juru bicara paguyuban, Hetta Mahendratisaat, penolakan ini sudah disuarakan sejak tahun lalu melalui berbagai aksi, termasuk demonstrasi dan pengajuan protes ke DPRD, namun aspirasi mereka seolah tidak pernah didengar secara serius.
Masyarakat Cirebon berharap pemerintah daerahnya dapat mencontoh langkah yang diambil oleh Pemkab Pati, Jawa Tengah, yang berhasil membatalkan kenaikan PBB sebesar 250 persen setelah adanya protes massal.
Hetta menekankan bahwa sudah saatnya pemerintah daerah mendengarkan aspirasi rakyat, bukan malah membuat kebijakan yang menyulitkan. Situasi ini menempatkan Walikota Cirebon, Effendi Edo, sebagai tokoh sentral yang disoroti publik, di tengah pusaran kontroversi tersebut.
Menanggapi hal ini, Walikota Effendi Edo mengaku telah memulai pembahasan terkait Perda Nomor 1 Tahun 2024. "Kami sudah membahas kembali Perda Nomor 1 Tahun 2024 soal kenaikan PBB yang dikeluhkan warga," ujar Edo, pada Kamis (14/8/2025) lalu.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang meninjau ulang perda tersebut, khususnya terkait persentase kenaikan PBB yang memicu protes keras dari warga Kota Cirebon.
Profil dan Rekam Jejak Walikota Cirebon Effendi Edo
Effendi Edo, yang baru menjabat sebagai Walikota Cirebon untuk periode 2025–2030, menjadi sosok yang paling disorot dalam polemik ini. Ia terpilih pada Pemilihan umum Walikota Cirebon 2024, berpasangan dengan Siti Farida Rosmawati.
Baca Juga: Daftar Daerah yang Naikkan PBB Gila-gilaan: Amuk Warga Pati Jadi Puncak Gunung Es
Sebelum terjun ke dunia politik, Edo memiliki karier yang cemerlang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Keselamatan dan Lalu Lintas di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006.
Kariernya di PNS dimulai sejak tahun 1986 di Departemen Perhubungan RI dan ia juga pernah menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Soeharto.
Namun, ia kemudian memilih untuk melepaskan karier tersebut. Effendi Edo adalah adik dari mantan Walikota Cirebon, almarhum Ano Sutrisno, dan juga aktif sebagai Ketua Pengurus Daerah Kolektif (PDK) Kosgoro 1957 Kota Cirebon.
Sebagai kader Partai Golkar, langkah politik Effendi Edo juga memiliki rekam jejak yang menarik. Pada Pilwalkot Cirebon 2018, ia sempat mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota namun kalah dari calon petahana. Pada Pilwalkot 2024, Edo berhasil mengalahkan calon petahana saat itu, Eti Herawati, yang pernah menjadi wakil dari kakaknya, Ano Sutrisno.
Perlu diketahui, gelombang protes terhadap kenaikan PBB di Kota Cirebon sebenarnya sudah terjadi lebih dulu dibandingkan di Pati. Warga Cirebon telah berulang kali menyuarakan keberatan mereka atas kenaikan PBB yang berlipat-lipat.
Biodata Effendi Edo
Berita Terkait
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
-
Soal PBB 1.000 Persen, Mendagri Tito Wanti-wanti Cirebon Tak Memanas Seperti Pati: Jangan Anarkis!
-
Alarm Api Pati: Pimpinan DPR Dasco Panggil Mendagri, Minta Kepala Daerah Lain Tak Ikut-ikutan Ngawur
-
Kenaikan PBB 250 Persen Bikin Warga Pati Ngamuk, Kebijakan Efisiensi Anggaran Disebut Biang Keroknya
-
Ramai Daerah Naik Pajak Gila-gilaan hingga 1000 Persen, di Jakarta Malah Gratis, Kok Bisa?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang
-
Ikuti Instruksi Kapolri, Pemkot Jogja Resmi Larang Pesta Kembang Api saat Pergantian Tahun